Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Pasar Tradisional di Semarang Tetap Beroperasi Saat "Jateng di Rumah Saja" | Titik Terang Kasus Jagal Kucing di Medan

Kompas.com - 05/02/2021, 06:15 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mendukung gerakan Jateng di Rumah Saja untuk menekan penyebaran Covid-19.

Namun demikian, saat kebijakan itu diterapkan, untuk pasar tradisional dan pedagang kaki lima dipastikan dapat tetap beroperasi.

Hal itu karena dalam surat edaran dianggap memberikan ruang kepada kepala daerah untuk dapat disesuaikan dengan kondisi masing-masing.

Sementara di Medan, Sumatera Utara, kasus jagal kucing yang ditangani kepolisian menemukan titik terang.

Pasalnya, selain mendapatkan bukti, saksi kunci juga sudah berhasil ditemukan.

Dengan adanya bukti dan saksi kunci tersebut pelaku diharapkan dapat dijerat sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

Dua berita tersebut menjadi perhatian pembaca di Kompas.com.

Berikut ini lima berita populer nusantara selengkapnya.

1. Pasar tradisional dan PKL tetap beroperasi

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di kantornya, Rabu (3/2/2021)KOMPAS.com/RISKA FARASONALIA Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di kantornya, Rabu (3/2/2021)

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi memastikan bahwa pasar tradisional dan PKL tetap boleh beroperasi saat penerapan gerakan Jateng di Rumah Saja.

Pihaknya memutuskan kebijakan itu karena dalam surat edaran gubernur disebutkan jika kepala daerah diberikan ruang untuk melakukan modifikasi aturan.

"Aturan yang sudah terinci jelas kita akan ikuti supaya gerakan ini sukses. Tapi perlu dimodifikasi di pasar tradisional. Karena ada kearifan lokal yang harus kita lakukan untuk bisa sukseskan program tersebut," ungkapnya.

Meski pasar tradisional dan PKL boleh beroperasi, namun untuk toko, mal, perkantoran, tempat wisata serta sejumlah ruas jalan akan tetap dilakukan penutupan.

Baca juga: Jateng di Rumah Saja, Pasar Tradisional dan PKL di Semarang Tetap Beroperasi

2. Titik terang kasus jagal kucing

Seorang personel polisi memasukkan kepala kucing yang viral di media sosial ke dalam karung di Jalan Tangguk Bongkar 7, Kelurahan Tegal Sari Mandala, Kecamatan Medan Denai pada Kamis (28/1/2021). Di dalam karung tersebut, ditemukan lebih dari dua kepala kucing.KOMPAS.com/DEWANTORO Seorang personel polisi memasukkan kepala kucing yang viral di media sosial ke dalam karung di Jalan Tangguk Bongkar 7, Kelurahan Tegal Sari Mandala, Kecamatan Medan Denai pada Kamis (28/1/2021). Di dalam karung tersebut, ditemukan lebih dari dua kepala kucing.

Ketua Animal Defender Indonesia Doni Herdaru mengapresiasi kinerja kepolisian yang berhasil menemukan bukti dan saksi kunci dalam kasus jagal kucing di Medan.

Dengan demikian, ia berharap pelaku dapat dihukum sesuai prosedur yang berlaku.

Pasalnya, kasus serupa selama ini sulit terungkap. ALasannya, karena minimnya bukti dan keterangan saksi.

"Itu lah bukti komitmen polisi untuk menyelesaikan kasus ini. ini yang sangat kami apresiasi. Sangat jarang kami temui. Polsek Medan Area memberikan effort penuh, mereka menunggu saksi yang lihat teror kepada Sonia untuk segera proses langsung, tidak menunggu lama," katanya.

Baca juga: Titik Terang Kasus Jagal Kucing di Medan, Saksi Kunci Ditemukan, Bukti Lengkap

3. Puluhan rumah rusak diterjang angin

TERTIMPA POHON—Rumah milik warga tertimpa pohon akibat bencana angin kencang yang melanda Kabupaten Wonogiri, Rabu (3/2/2021) sore.KOMPAS.COM/Dokumentasi BPBD Wonogiri TERTIMPA POHON—Rumah milik warga tertimpa pohon akibat bencana angin kencang yang melanda Kabupaten Wonogiri, Rabu (3/2/2021) sore.

Puluhan rumah di Wonogiri, Jawa Tengah, rusak setelah diterjang angin kencang.

Rumah warga yang terdampak tersebut tersebar di empat kecamatan, antara lain Jatisrono, Jatiroto, Ngadirojo, Sidoharjo dan Wonogiri.

Selain merusak rumah warga, angin tersebut juga menyebabkan sejumlah pohon tumbang dan menimpa jaringan listrik.

“Bencana itu terjadi setelah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang dengan durasi lebih dari satu jam melanda Kabupaten Wonogiri tadi sore,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Wonogiri Bambang Hariyanto.

Baca juga: Bencana Angin Kencang Landa Lima Kecamatan di Wonogiri, Puluhan Rumah Rusak

4. Anggota DPRD Jember minta maaf usai pukul ketua RT

Tangkapan layar video yang memperlihatkan seorang pria terlibat cekcok dengan warga di perumahan Bernady Land, Kecamatan Patrang, Jember.ISTIMEWA Tangkapan layar video yang memperlihatkan seorang pria terlibat cekcok dengan warga di perumahan Bernady Land, Kecamatan Patrang, Jember.

Anggota DPRD Jember dari PPP, Imron Baihaqi mengaku menyesal telah memukul ketua RT 04/RW 13 Kelurahan Slawu, Dodik Wahyu Irianto.

“Saya merasa sangat bersalah sekali atas kejadian itu, saya mohon maaf,” kata Imron saat dihubungi Kompas.com, Kamis (4/2/2021).

Menurutnya, saat kejadian itu terjadi dirinya sedang panik. Sebab, mendapat kabar sakit ayahnya kambuh.

Meski demikian, korban belum bisa memberikan keputusan saat upaya mediasi pertama itu dilakukan.

Sebab, dalam membuat laporan kepada pihak kepolisian itu korban bersama dengan ketua RT lainnya.

Baca juga: Anggota DPRD Jember yang Pukul Ketua RT: Saya Merasa Sangat Bersalah, Saya Mohon Maaf

5. Sumber suara dentuman terungkap

Ilustrasi suara dentuman misterius Ilustrasi suara dentuman misterius

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan, dentuman yang terdengar berulang kali di Malang bersumber dari petir.

Hal itu disampaikan Daryono setelah melakukan monitoring petir ketika dentuman berlangsung.

"Dentuman yang didengar warga Malang disebabkan oleh thunderstorm alias petir. Fenomena itu merupakan hal yang biasa terjadi," kata Daryono melalui keterangan tertulis kepada Kompas.com, Kamis (4/2/2021).

Untuk itu, pihaknya mengimbau kepada warga agar tidak panik, apalagi menghubungkannya dengan hal-hal supranatural.

Baca juga: Akhirnya Terungkap, Suara Dentuman Misterius di Malang Berasal dari Petir

Sumber: Kompas.com (Penulis : Andi Hartik, Muhlis Al Alawi, Riska Farasonalia | Editor : David Oliver Purba, Dheri Agriesta, Dony Aprian, Michael Hangga Wismabrata).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com