Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Haminjon di Tanah Batak, Dulu Melebihi Emas, Sekarang di Ambang Cemas (Bagian I)

Kompas.com - 04/02/2021, 11:15 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

 

Arti kata haminjon

Haminjon adalah kemenyan, yang memiliki istilah kimia Styrax benzoin atau sering juga disebut olibanum.

Para orangtua Batak zaman dulu menganggap pohon ini sebagai berkah Tuhan, karena getahnya memberikan kesejahteraan.

Masyarakat adat Pandumaan dan Sipituhuta, selain menganggap haminjon simbol kesejahteraan, juga sebagai kesakralan.

Baca juga: Cendera Mata Lapik Koto Dian, dari Kursi Depati hingga Pelaminan

Sampai sekarang, mereka masih melakukan ritual marhottas ketika memulai pekerjaan di tombak haminjon (hutan kemenyan), mulai dari manige (menyadap) sampai memanen.

Ada sesajen yang disajikan, yaitu itak gurgur (penganan dari tepung beras dan gula merah) dan na marmiak-miak (bisa daging babi dan telur ayam kampung.

Sesajen dipersembahkan kepada roh leluhur dan penjaga hutan, agar diberi hasil panen berlimpah dan kesehatan.

Kemudian dengan hati tulus, santun dan sabar, mereka membujuk pohon itu bak merayu seorang gadis sambil bersenandung.

"Setelah martonggo (berdoa), itak dan daging dioleskan ke pohon sambil bersenandung, 'Parung simardagul-dagul, sahali mamarung gok appang, gok bahul-bahul'," kata Roganda.

Menurut dia, pengaruh masuknya agama Kristen di Bumi Tapanuli menjadikan haminjon hanya dinilai secara ekonomisnya saja.

Hal tersebut menggerus kesakralan dan spiritualis dari kemenyan.

Sebelumnya, kemenyan banyak digunakan masyarakat Batak untuk ritual menyembah Sang Penguasa alam raya.

Asap pembakaran yang membubung tinggi menjadi representasi doa yang naik kepada Sang Pencipta.

"Kami sedang berjuang mengembalikan kesakralan dan kejayaan haminjon ini," ucap ayah satu anak itu.

Berlanjut ke bagian kedua, Haminjon seharga emas...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com