Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus "Jagal" Kucing di Medan, Animal Defenders Indonesia: Banyak Kucing Ditangkap, Dimakan, tapi Polisi Kurang Saksi

Kompas.com - 03/02/2021, 07:25 WIB
Dewantoro,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

 

"Jagal" kucing punya usaha katering

Dia kemudian mengkalkulasi, jika sehari untuk mendapatkan 1 kg dibutuhkan 3,5 ekor kuring, maka dalam sebulan dia bisa menjagal hampir 100 ekor. Dalam sehatun, lanjutnya, ada 1.200 ekor yang dijagal.

"Jika 15 tahun, silakan hitung. Berapa banyak potensi penularan penyakit yang ditimbulkan pada lingkungan," katanya.

Namun, berdasarkan informasi yang dimiliki, di tempat 'jagal' kucing tersebut juga memiliki usaha katering.

"Informasi tambahan, rumah terlapor adalah katering. Buat apa dagingnya. Apakah dagingnya dibuat untuk masakannya. Walaupun jadi bola liar di pikiran kita. Kita bisa saja duga hal itu terjadi. Dengan penegakan hukum, maka yang dilindungi adalah masyarakat," katanya.

Awas rabies

Menurutnya, sudah semestinya masyarakat mendapatkan asupan daging yang aman dari katering dan dapat diyakini berasal dari sumber pasar yang jelas, bukan dari pasar gelap.

Daging kucing, lanjut dia, sebenarnya tidak lebih populer dibandingkan daging anjing. Dan konsumsi daging anjing lebih banyak lagi terhadap anjing karena umumnya orang lebih permisif. 

Namun harus diingat, lanjut dia, kucing dan anjing bukan bahan pangan. Menurutnya, barang siapa mengedarkannya, itu melanggar aturan dan wajib dihukum. Apalagi hewan curian.

Di Jakarta misalnya. Suplai daging anjing berupa anjing hidup dan membahayakan karena didatangkan dari daerah endemik rabies. 

"Kenapa kita biarkan anjing itu datang semua. Medan belum bebas dari rabies dan kebiasaan masyarakat di sini masih makan anjing, oke itu kita urus nanti," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com