Gilang kini masih tetap berkeliling menjual keripik.
Namun, selama masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), jam berkeliling Gilang pun berubah.
"Gak mesti juga (jam keliling) soalnya ini kan ada PSBB lagi, jadi ya ngikut. Biasanya mulai muter jam 14.00 pulang maksimal jam 20.30, gak bisa malam-malam soalnya sudah kan orang-orang sudah mau pulang," tutur dia.
Tak menyerah, Gilang berupaya mengalihkan penjualannya ke sistem daring.
Menggunakan Instagram, Gilang menjual aneka dagangan keripiknya melalui akun @gacor.in.
Baca juga: Jenazah ke-56 Itu adalah Kapten Afwan, Sang Pilot Sriwijaya Air
Anak terakhir dari enam bersaudara tersebut tak menyangka, penjualan daring justru memperluas pasarnya.
Tak hanya dari Kota Yogyakarta, keripiknya kini merambah hingga ke luar kota seperti Semarang dan Bandung, Jawa Barat.
"Kebanyakan di Semarang kirimnya tapi pernah juga paling jauh sampai ke Bandung," tutur Gilang.
Gilang pun berupaya untuk segera lulus dari studi dan berkonsentrasi menjalankan usahanya.
"Rencana setelah lulus, jualan pasti ngerintis usaha online. Usaha kan enggak berhenti karena orang itu inovasi makin banyak, jadi mau gak mau kita ngikuti," ujar dia.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Yogyakarta, Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Aprilia Ika)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.