Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidup Bertiga, Ayah dan 2 Anaknya di Blitar Ditemukan Tewas di Dalam Rumah, Kematiannya Jadi Misteri

Kompas.com - 31/01/2021, 12:42 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Satu keluarga di Desa Sumbarejo, Kecamatan Kademangan, Blitar ditemukan tewas pada Jumat (29/1/2021).

Mereka adalah ayah dan dua anaknya yang masih belia.

Sang ayah, Suyani (67) ditemukan tewas tergantung di dalam kamarnya. Leher Suyani terjerat kain selendang yang diikat di atap kamar yang tanpa plafon.

Sementara dua anaknya Nanda Finzah Fransisca (21) dan Samuel Ardian Pradana (9) ditemukan tewas di kamar yang bersebelah dengan kamar sang ayah.

Saat ditemukan, tubuh dua anak terlentang bersebelahan di atas kasur. Di tubuh mereka ditemukan banyak luka lebam.

Baca juga: Misteri Kematian Satu Keluarga, Ayah Ditemukan Gantung Diri, 2 Anaknya Tewas dengan Luka Lebam

Kapolres Blitar AKBP Leonard M Sinambela menduga kematian mereka tak wajar.

"Entah siapa yang meninggal dunia duluan, itu masih dalam pendalaman. Anggota masih melakukan olah TKP," paparnya dilansir dari Surya.co.id.

Luka lebam ditemukan di bagian siku, pergelangan tangan, dan leher dua anak tersebut. Diduga lebam tersebut adalah gerakan kekerasan dari luar.

"Kami belum bisa memastikan soal hal itu karena masih kami dalami. Makanya, jenazah mereka itu akan diotpasi untuk bisa memastikan penyebab kematian mereka," ungkapnya.

Selain itu polisi juga memeriksa para saksi termasuk tetangga korban yang pertama kali menemukan mayat mereka.

Baca juga: Angka Kematian Tinggi, Petak Makam Pasien Covid-19 di DKI Dipersempit

Hidup bertiga setelah istri meninggal dunia

Ilustrasi tewasSHUTTERSTOCK Ilustrasi tewas
Suyani dan dua anaknya selama ini tinggal berdua dengan anaknya. Sementata sang istri, Titik telah meninggal dunia setahun lalu karena sakit dan anak sulungnya, Henok tinggal serta bekerja di Timor-Timur.

Menurut salah satu tetangga, Suyani sangat terpukul saat ditinggal oleh istrinya.

Selama ini mereka tinggal di rumah ukuran 6x8 meter yang dibangun sendiri oleh Suyani. Rumah tersebut berada di belakang antara deretan rumah warga lainnya.

Jalan menuju ke rumah korban, hanya bisa dilewati sepeda motor. Untuk menghidupi keluarganya, Suryani bercocok tanam di lahan miliknya dan lahan perhutani.

Baca juga: Sang Anak Berteriak Lihat Ayah Ibunya Tewas Tersetrum dan Tinggalkan 4 Anak yang Masih Kecil

"Kalau soal makan, tak ada masalah. Kadang, juga dapat kiriman uang dari anaknya yang pertama (Henok). Mereka bekerja di Timor-Timur dan sering mengirimi uang bapaknya," jelas salah satu tetangga.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com