MADIUN, KOMPAS.com –Robi Priya (23), warga Jalan Puspowarno, Kelurahan Sogaten, Kecamatan Manguharjo, Jawa Timur sempat frustrasi setelah terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) pada pertengahan Juli.
Robi tak habis pikir dipecat saat pandemi Covid-19. Apa lagi, sebulan lagi Robi hendak menikahi idaman hatinya, Niswatul Khoiroh.
Pria itu berusaha membuat lamaran pekerjaan. Namun, tak ada perusahaan yang menerimanya.
Meski gagal mendapat pekerjaan baru, Robi tetap menikahi Niswatul.
“Saya tetap menikah meski saat itu saya masih menganggur. Pernikahan itu tetap harus terlaksana karena sudah direncanakan meski saya tidak besok mau kerja apa,” kata Robi kepada Kompas.com pekan lalu.
Robi sedikit lebih lega, istrinya mendapatkan pekerjaan sebagai admin salah satu toko online di Kabupaten Magetan.
Baca juga: Cerita Pensiunan TNI Kembangkan Tanaman Hias, Kewalahan Penuhi Permintaan Kios Selama Pandemi
Tetapi, hal itu hanya berlangsung sebulan. Niswatul juga terkena PHK. Toko online itu terpaksa mengurangi karyawan karena pesanan menurun.
Tak mau menyerah, Robi mencoba berjualan pentol bakso keliling. Bermodal Rp 1,5 juta, Robi membeli gerobak dan bahan-bahan membuat pentol bakso.
Usaha itu hanya sepekan dijalaninya. Sebab, Robi selalu merugi.
“Saya berjualan pentol sekitar seminggu saja. Saat itu pembeli sangat sepi sekali. Sehari saya hanya mendapatkan uang Rp 50.000 hingga Rp 100.00. Bila dihitung untuk modal produksi pentol baksonya saja tidak cukup,” ungkap Robi.
Ia sering membuang pentol bakso yang tak laku. Hal itu membuat Robi memilih berhenti berjualan pentol bakso keliling.
Kondisi itu membuat ekonomi pasangan suami istri baru ini makin terhimpit. Mereka terpaksa menjual perabotan rumah tangga, seperti kipas angin, kompor gas, dan ponsel.
“Saat itu pemasukan tidak ada. Terpaksa barang-barang yang ada di rumah dijual saya jual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ujarnya.