Dalam sebulan, keripik Master Kethebog bisa laku sebanyak setengah ton. Setidaknya, Robi dan Niswatul memiliki omzet sekitar Rp 30 juta dalam sebulan.
Pesanan yang makin meningkat menjadikan Robi dan istrinya tidak bisa bekerja sendiri. Mereka dibantu tiga karyawan.
Tak hanya itu, Robi kini harus keliling ke desa-desa mencari batang pisang dari warga karena pesanan semakin banyak. Sebab, tak semua jenis batang pisang yang bisa diolah menjadi keripik.
Ia biasa menggunakan batang pisang jenis kapok.
“Kalau pisang jenis lain getahnya lebih banyak,” kata Robi.
Baca juga: Kesulitan Cari Tanaman Hias, Pensiunan TNI Ini Minta dari Tetangga, Kini Jadi Pemasok 10 Kios
Nantinya, Robi dan Niswatul ingin mengembangkan model makanan lain dengan bahan dasar batang pisang.
Robi merasa bahagia dan berterima kasih kepada ibu kandungnya. Sebab, usaha yang dimulai dengan modal Rp 300.000 itu telah berhasil.
“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur. Dari kesulitan yang saya alami, ada jalan rezeki yang ditunjukan melalui usaha ini,” ungkap Robi.
Senada dengan Robi, Niswatul Khoiroh (istri Robi), mengatakan usaha produksi keripik batang pisang akhirnya menjadi jalan rezeki setelah melalui lika-liku cobaan sebelumnya. Apalagi di saat pandemi, banyak yang sulit mendapatkan pekerjaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.