PEKANBARU, KOMPAS.com - Banyak masyarakat di Provinsi Riau yang menggantungkan hidupnya dari menyadap karet.
Namun, selain getah karet yang bisa dijual, biji karet ternyata bisa diolah menjadi makanan.
Selama ini, biji karet yang jatuh dari pohonnya hanya dijadikan bahan pembibitan untuk penanaman kembali.
Bahkan, seringkali biji karet tidak dimanfaatkan oleh warga.
Baca juga: Kisah Sukses Donat Madu Cihanjuang, Bisnis Rumahan Jadi Waralaba
Namun, di tangan Dewi Melinda, biji karet tersebut diolah menjadi makanan.
Dewi mengolah biji karet di rumahnya di Desa Berancah, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, Riau.
Kini, biji karet yang diolah Dewi berubah menjadi penganan unggulan Negeri Junjungan.
Beragam penghargaan
Terbukti di awal 2021 ini, sejumlah produk penganan berbahan baku dari biji getah, masuk dalam sepuluh daftar produk top brand atau produk unggulan Kabupaten Bengkalis.
Senarai ini berdasarkan penilaian Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Diskop UMKM).
Tak hanya itu, karya Dewi Melinda ini juga telah mendapat hak paten dari instansi terkait.
"Alhamdulillah, ini tentu tak lepas dari dukungan dan dorongan dari keluarga dan masyarakat serta berbagai pihak," ucap Dewi Melinda dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (24/1/2021).
Baca juga: Bertambah 7 Orang yang Meninggal Dunia akibat Covid-19 di Riau
Dia mengatakan, ada sepuluh produk yang masuk top brand atau produk unggulan di Kabupaten Bengkalis.
Masing-masing yakni keripik biji getah, biskuit biji getah, brownis biji getah, bolu biji getah, stik biji getah, biskuit gadung dan keripik gadung.
Mendapatkan hak paten dan ditetapkan sebagai produk top brand, semakin memicu Dewi untuk berinovasi membuat variasi penganan lain berbahan baku biji getah ini.