Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Terendam Banjir, Bayi Berusia Sehari Dievakusi Gunakan Perahu, Ibu: Tidak Bisa Lagi Bertahan

Kompas.com - 17/01/2021, 07:57 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Bayi berusia satu hari  warga Desa Tatah Halayung, Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalimantan Selatan terpaksa dievakusi ke tempat aman karena rumahnya terendam banjir.

Menurut Inayah ibu bayi, kedalaman air di rumahnya sudah mencapai pinggang. Hal tersebut memaksa mereka untuk mengungsi ke dataran yang lebih tinggi.

Mereka mengungsi menggunakan perahu dengan muatan yang sudah peuh.

"Tidak bisa lagi bertahan, apalagi ini ada anak baru lahir sehari, kasian, tuturnya saat masih duduk di dalam perahu. Sabtu (16/01/2021) dilansir dari banjarmasinpost.co.id.

Baca juga: Banjir, Sepasang Pengantin Dievakuasi dengan Perahu Karet: Kalo Basah Harus Dandan Ulang

Beruntung cuaca sepanjang hari ini di Kabupaten Batola cerah, sehingga mobilisasi relawan untuk evakuasi lebih mudah.

Sejumlah relawan gabungan, TNI, Polri, BPBD dan dinas terkait berjibaku mengevakuasi warga yang masih ada di lokasi banjir.

Mereka dievakuasi secara bertahap sejak Sabtu pagi hingga sore hari.

Meskipu di antaranya ada yang bertahan di rumah dengan alasan ada gabah kering di rumahnya dan sebagian menjaga harta benda yang ada di rumah.

Baca juga: BNPB Salurkan Dana Siap Pakai Rp 3,5 Miliar untuk Banjir Kalsel

Banjir yang terparah ada di Kecamatan Jejangkit dan Mandastana.

Sementara itu Camat Mandastana Husaini mengatakan sejumlah relawan gabungan terus berupaya mengevakuasi warga, terutama yang lansia, balita dan warga yang mengalami sakit.

Namun ia mengatakan pihaknya kesulitan bahan bakar minyak yang memadai untuk transportasi kendaraan, baik itu untuk roda dua maupun transportasi air.

Sehingga lebih lambat dalam penanganan.

Baca juga: Pengungsi Banjir di Martapura, Kalsel: Kami Butuh Pakaian dan Obat-Obatan

"Kita masih kurang perahu karet dan warga di dalam sana kesulitan mendapatkan BBM," Ucap Husaini.

Hal senada disampaikan Sabirin, warga Ray 12, Desa Tabing Rimbah. Ia bersama warga lainnya kesulitan untuk penerangan.

Karena sudah hampir dua hari terakhir dilakukan pemadaman listrik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com