Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dedi Mulyadi
Anggota DPR RI

Pernah menjadi tukang ojek, penjual beras, hingga peternak domba. Mantan Bupati Purwakarta yang kini anggota DPR RI.

Mengenang Masa Kecil Bagian I: Nangis Pingin Dibeliin Sepeda dan Domba

Kompas.com - 15/01/2021, 21:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sejak kecil saya sudah terdidik oleh bapak memiliki kepekaan terhadap lingkungan. Walaupun kami keluarga miskin dengan jumlah anak banyak, tapi keluarga kami selalu mengutamakan kepentingan orang lain.

Misalnya kami terbiasa melaksanakan selamatan. Setiap ada peristiwa selalu saja melakukan selamatan, potong ayam dan kambing. Saya selalu diajarkan bapak untuk mengantarkan makanan kepada orang paling miskin di kampung saya. Selalu begitu. Diajarkan hidup tidak pelit.

Di kampung saya dulu ingat ada seorang tunawicara bernama Nenek Suwati. Dia hidup sebatang kara. Saya diberi tugas bapak untuk mengantar makanan kepada Nenek Suwati dan ibu-ibu lain yang dianggap sangat miskin tetapi tidak punya keluarga.

Kalau ada pedagang yang tidak laku menjelang sore, mereka tak bisa pulang dan tak bisa bawa uang hasil jualannya, kami selalu menampung mereka untuk mampir ke rumah, menyimpan barang dagangannya. Kami juga tak punya uang, kami biasanya menukar atau memberi beras.

Kalau ada yang kemalaman, misalnya tukang sol sepatu dari Garut, penjual tikar dari Tasikmalaya, rumah kami dibuka untuk mereka menginap. Kami siapkan makan.
Saya ingat betul setiap sore ada Mang Anta. Dia berjualan kayu bakar. Bayangkan di kampung saya, yang waktu itu orang sudah biasa pakai kayu bakar dan ke kebun, dia berjualan kayu bakar. Kayu dari akar pohon karet.

Baca juga: Dedi Mulyadi Beri Beasiswa sampai Doktor dan Umrah, Rasa Syukur Anak Cabut Gugatan kepada Ibunya

Setiap petang, Mang Anta selalu lewat ke depan rumah. Bapak saya selalu minta dia mampir untuk menyimpan kayu bakar. Mang Anta ketika ditanya harga kayu bakar, dia selalu menghitung berapa jumlah anak di rumahnya lalu dikali biaya makan dua kali. Akhirnya ketika dia pulang, kami titipkan sejumlah beras dan ikan asin peda, setiap sore.

Itu pengalaman saya sejak kecil hingga sekarang masih tetap dilakukan. Tidak ujug-ujug sifat saya begini. Sudah diajarkan kepekaan sosial sejak kecil. Saya dari dulu tidak tegaan. Lihat orang baju lusuh, muka pucet, saya suka sedih.

Menangis pingin dibeliin pitpitan

Seiring dengan waktu, perjalanan hidup saya sangat pedih. Saya waktu kecil ingin punya pitpitan, sepeda roda tiga, karena saya tidak punya.

Sementara tetangga saya sudah punya sepeda seperti itu karena memang orangtuanya adalah guru.

Karena tak punya pitpitan, saya setiap hari hanya bisa mendorong tetangga naik sepeda roda tiga itu.

Akhirnya, saya bercita-cita kalau saya dikhitan dan punya uang, saya ingin beli pitpitan. Umur saya saat itu 5 tahun.

Saat itu waktu ditanya uang panyecep (ampau) mau dipakai apa? Saya bilang beli pitpitan. Ibu saya bilang nggak boleh, harus beli emas. Akhirnya saya bertengkar dan menangis.

Akhirnya saya disunat (dikihitan), punya uang Rp 750 hasil panyecep. Waktu itu tahun 1976.
Ibu saya ke pasar.

Saya “pede” uang panyecep mau dibeliin pitpitan. Saya ikut ke pasar memakai sarung dengan dilapisi kapas kelapa biar sarung tidak mengenai alat kelamin.

Setelah membeli kebutuhan dapur, tiba-tiba ibu saya masuk ke toko emas. Beli emas setengah gram. Saya ingat waktu itu di atas emas tersebut terdapat tulisan “A”.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com