Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagian Warga di Merangin Harus Menempuh Jalan Berlumpur Bekas Tambang untuk Shalat

Kompas.com - 13/01/2021, 15:43 WIB
Suwandi,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi


JAMBI, KOMPAS.com – Ratusan warga Dusun Nangko, Desa Tiga Alur, Kecamatan Pangkalan Jambu, Merangin, Jambi, sudah dua bulan kesulitan untuk shalat berjemaah.

Kesulitan yang dihadapi warga ini bermula pada awal November 2020.

Saat itu, kepala desa, pengusaha penambang emas tanpa izin (PETI) dan sebagian masyarakat sepakat untuk merobohkan mushala.

Pembongkaran tempat ibadah ini untuk dijadikan lokasi penambangan emas ilegal.

Akibatnya, untuk menjalankan shalat, masyarakat di Dusun Nangko harus mengungsi ke dusun tetangga.

Baca juga: Hujan Semalaman Bikin Dua Sungai di Bungo Jambi Meluap, 3 Desa Terendam Banjir

Namun, untuk menempuh jarak sekitar 500-700 meter, warga harus menempuh jalan berlumpur bekas galian penambangan emas yang menggunakan ekskavator.

“Kalau subuh itu susah nian. Dingin, jalan belumpur dan sangat licin,” kata Bj tokoh pemuda setempat saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Rabu (13/1/2021).

Baca juga: Gubernur Banten Akan Disuntik Vaksin Buatan Pfizer, Ini Alasannya

Ia mengatakan, warga sekitar mushala yang dibongkar untuk lokasi penambangan emas ilegal itu jumlahnya sekitar 200-an.

Menurut Bj, anak muda saja kesulitan melewati jalan lumpur atau tanah merah bekas alat berat. Apalagi orang tua yang umurnya lebih dari 60 tahun.

Bj mengatakan, sebelumnya ada jalan setapak yang bisa dilalui. 

Namun, setelah adanya aktivitas penambangan emas menggunakan alat berat, kondisi jalan setapak menjadi hancur.

Warga sudah mulai khawatir, karena kepala desa dan pengusaha PETI yang menjanjikan pembangunan mushala tidak kunjung terwujud.

“Sekarang sudah 2 bulan, tapi mushala yang dijanjikan belum juga siap dibangun,” kata dia.

Dia berharap, pengusaha penambang emas ilegal yang membongkar mushala itu bertanggung jawab dan membangun mushala dengan cepat.

Sementara itu, Kepala Desa Tiga Alur Jon Faizer menjelaskan, pembangunan mushala terhenti karena tidak memiliki tukang bangunan.

“Untuk sementara belum bisa dibangun lagi, karena tukang tidak ada,” kata Jon saat dikonfirmasi.

Dia menegaskan bahwa mushala itu akan dibangun kembali.

Sebab, semua material bangunan sudah ada, hanya terkendala pada kesiapan pekerja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com