Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolres Nunukan Ingin Ada Tembok yang Dialiri Listrik di Perbatasan Indonesia-Malaysia, Ini Alasannya...

Kompas.com - 31/12/2020, 16:44 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, yang berbatasan langsung dengan Malaysia kerap dikenal sebagai jalur sutra peredaran narkoba.

Pada 2020, Polres Nunukan menyita 30 kilogram narkoba jenis sabu yang diselundupkan 161 tersangka, dua di antaranya warga negara asing (WNA).

Sementara pada 2019, polisi menyita 58 kilogram narkoba dan menangkap 117 tersangka, empat di antaranya WNA.

Kapolres Nunukan AKBP Syaiful Anwar geram dengan kenaikan kasus tersebut. Menurutnya, ancaman tembak di tempat bagi bandar narkoba belum cukup menyiutkan para pelaku.

"Penyelundupan masih kian masif, bahkan Nunukan seringkali dipermalukan dengan seringnya barang haram tersebut lolos sampai ke Sulawesi," kata Syarif di Mapolres Nunukan, Kamis (31/12/2020).

Baca juga: Cabai Rawit Kuning Dicampur dengan yang Bercat Merah, Diduga untuk Siasati Harga Mahal

Terbaru, polisi mengungkap kasus penyelundupan narkoba jenis sabu sebanyak 19 kilogram di Donggala, Sulawesi Tengah pada November 2020.

Narkoba seharga Rp 20 miliar itu ditemukan dalam bagasi mobil tersangka.

Setelah diperiksa, narkoba itu berasal dari Tawau, Malaysia, yang diselundupkan ke Palu melalui perairan Kalimantan Utara.

Syaiful mengaku tak mudah mengamankan perbatasan RI-Malaysia yang memiliki panjang lebih dari 600 kilometer itu.

Seluruh lokasi menjadi jalur masuk penyelundup karena tak ada sekat atau tembok. Batas negara hanya sebuah patok, sehingga mudah dilewati secara ilegal.

 

"Untuk itu saya berangan-angan untuk dibangunnya tembok border, mungkin Pemkab Nunukan dibantu pengusaha bisa mewujudkan itu, setidaknya Pulau Sebatik saja dulu, karena selama ini kebanyakan narkoba transit di sana," jelas Syaiful.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com