Kepala Dinas Kesehatan Purbalingga Hanung Wikantono menjelaskan duduk persoalan mengapa sampel swab bisa menumpuk di Gedung Dinas Kesehatan Purbalingga.
Pihak Dinkes terpaksa menyimpan sampel tes usap lantaran kuota uji laboratorium yang diberikan sejumlah rumah sakit dibatasi.
Rumah Sakit Margono Soekarjo (RSMS) Purwokerto, hanya memberikan kuora 100 sampel untuk diuji laboratorium.
Sedangkan di rumah sakit di Purbalingga, Dinkes mendapatkan jatah 100 sampel swab.
"Artinya, Purbalingga hanya bisa mengirim 200 sampel ke laboratorium RSMS Purwokerto sebagaimana yang dirujuk oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jateng," kata Hanung.
Ia khawatir, tempat penyimpanan sampel tidak mencukupi.
"Dengan pengiriman yang terbatas ini, otomatis sampel di Dinkes sudah menumpuk dan kami khawatirkan tempat penyimpanan sampel tidak mencukupi," kata Hanung.
Baca juga: Mobil Terguling, Sukamti Tewas dengan Jasad Memeluk Bayi Majikannya di Malaysia
Sehingga, ia mengatakan, jatah 100 sampel ke rumah sakit itu dianggap sangat minim.
Menumpuknya sampel swab warga membuat masa tunggu hasil tes menjadi lama.
“Hasil tes lab PCR bisa kami dapatkan setelah lima sampai tujuh hari setelah sampel dikirim. Sementara, masyarakat khususnya yang diambil sampelnya ingin hasilnya cepat diketahui. Ini tentunya menjadi kendala bagi kami. Inginnya kami cepat, dan orang yang telah diambil sampelnya melakukan isolasi dulu sebelum hasilnya keluar,” kata Hanung.
Baca juga: Mulai Besok, Masuk Melalui Bandara Supadio Pontianak Harus Tunjukkan Hasil Tes Swab PCR