Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Pekerjaan Sepulang Merantau, Mantan TKI Kini Punya Bisnis Bonsai Beromzet Jutaan Rupiah

Kompas.com - 22/12/2020, 07:48 WIB
Muhlis Al Alawi,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

MADIUN, KOMPAS.com - Tak ada pekerjaan setelah pulang merantau dari Malaysia sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI) membuat Zainuri (48), warga Desa Candi Mulyo, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, memutar otak.

Berawal dari hobi mengoleksi tanaman hias, Zainuri merintis budi daya bonsai kelapa. Usahanya merintis bonsai kelapa bukan hal yang mudah.

“Awalnya dua sampai tiga kali saya gagal mengembangkan usaha ini karena saya tidak memiliki pengamalan. Tetapi, saya terus mencoba belajar secara otodidak dan akhirnya berhasil,” kata Zainuri kepada Kompas.com pekan lalu.

Pria dua anak ini tak berhenti mencoba mengembangkan bonsai kelapa agar bisa mencukupi kebutuhan keluarganya.

Apalagi, mencari pekerjaan selama pandemi Covid-19 bukan hal yang mudah.

Baca juga: Inovasi Pot Bonsai dari Pakaian Bekas, Bangkit dari Keterpurukan Pandemi, Raih Omzet Bersih hingga Rp 7 Juta Per Bulan

Bermodal belajar dari media sosial seperti Youtube dan Facebook, Zainuri pelan-pelan bisa mengembangkan bonsai kelapa dengan memanfaatkan halaman rumahnya.

Zainuri mengembangkan bonsai kelapa di sejumlah media tanam seperti stoples dan pot.

Agar tumbuh dan kelihatan cantik, setiap hari pria ini rajin membersihkan daun menggunakan kuas.

Tak hanya itu, Zainuri juga rajin membersihkan batok kelapa dengan air agar terlihat mengilap.

Untuk membuat satu bonsai kelapa, kata Zainuri, dibutuhkan waktu hingga enam bulan. Awalnya mantan buruh migran itu mencari buah kelapa yang sudah tidak terpakai.

 

Dari pencariannya itu, Zainuri menjumpai batok kelapa jenis gading merah, gading susu, albino, atau kelapa yang biasa digunakan memasak.

Setelah terkumpul, satu per satu buah kelapa dikupas kulitnya hingga bersih.

Lalu, buah kelapa itu dibenamkan ke air yang sudah dicampur garam selama empat hingga lima bulan.

“Setelah keluar akarnya, baru saya pindahkan ke media tanam yang cocok,” kata Zainuri.

Baca juga: Bantah Isu PKH di Pilkades, Camat Kendal: Saya Tidak Boleh Memihak Salah Satu Calon

Manfaatkan media sosial

Untuk menjual bonsai kelapanya, Zainuri memanfaatkan media sosial. Satu bonsai kelapa tanpa media tanaman seperti pot atau botol dijual dengan harga Rp 120.000.

Sementara bonsai kelapa lengkap dengan media tanam adan kondisi daun sudah pecah dijual hingga Rp 400.000.

“Kalau sudah pecah daun harganya mahal sampai Rp 300.000 hingga Rp 400.000. Harganya tergantung dari daun yang muncul berapa,” ungkap Zainuri.

 

Meski baru dirintis, usaha bonsai miliki Zainuri sudah dikenal para pencinta tanaman hias di Madiun Raya. 

Dalam sebulan, Zainuri bisa menjual enam hingga tujuh bonsai kelapa. Omzet yang dimilikinya mencapai jutaan rupiah.

Salah satu penggemar tanaman hias, Elia Widiastuti, mengaku mendatangi rumah Zainuri setelah mendapat informasi di media sosial.

Baca juga: Tim Denny Indrayana-Difri: Statement Kapolda dan Danrem Terkesan Tidak Netral, Ini Ranah Politik

Ia ingin memiliki tanaman tersebut karena dinilai unik.

“Selain viral, tanaman ini juga unik. Kalau cocok harganya, saya juga mau beli,” kata Elia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com