Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AirNav Bertukar Data Penerbangan dengan Filipina, Apa Manfaatnya?

Kompas.com - 05/12/2020, 10:54 WIB
Hendra Cipto,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - AirNav Indonesia menerapkan teknologi pertukaran data penerbangan antara air traffic control (ATC) system yang dimiliki Indonesia dengan ATC system yang dimiliki Filipina.

Pertukaran data penerbangan ini dapat mendorong konektivitas ruang udara Indonesia di kawasan Asia Tenggara, khususnya dengan Filipina.

PH GM Makassar Air Traffic Service Centre (MATSC) Widiyanto mengatakan, pihaknya secara resmi telah berhasil menghubungkan pertukaran data penerbangan dengan Filipina sejak Kamis (3/12/2020).

Baca juga: Bintara Polisi Ini 2 Kali Terlibat Kasus Narkoba

“Data penerbangan dari ATC system AirNav Indonesia di MATSC telah berhasil kami hubungkan dengan data penerbangan dari ATC system yang berada di Manila, Filipina. Teknologi yang menghubungkan data penerbangan kedua negara disebut dengan ATS Inter-facility Data Communication (AIDC), atau secara singkat dapat disebut sebagai komunikasi data antar sistem,” kata Widiyanto kepada wartawan, Sabtu (5/12/2020).

Widiyanto menjelaskan, teknologi ini memungkinkan pertukaran data secara otomatis antar ATC system.

Hal ini merupakan sebuah terobosan baru bagi industri penerbangan Indonesia dan memiliki banyak keuntungan.

“Selain berkomunikasi dengan pilot pesawat udara, seorang petugas ATC juga melakukan komunikasi dan koordinasi dengan pusat-pusat pengendalian lalu lintas udara negara lain. Sebelumnya, koordinasi dilakukan secara tradisional menggunakan alat telepon (direct speech) yang dapat langsung terhubung ke pusat pengendalian lalu lintas udara negara tetangga," kata dia.

Baca juga: Bandara Baru Yogyakarta Punya Tower ATC yang Tahan Gempa dan Tsunami

Widiyanto menerangkan, salah satu keunggulan AIDC yakni bekerja secara real time menjalankan pertukaran data penting penerbangan yang menghubungkan kedua negara.

Segala informasi yang dipertukarkan berjalan melalui komunikasi antar ATC System dan dapat dimonitor secara langsung oleh ATC di masing-masing negara.

“Dengan adanya penerapan AIDC, maka penerbangan lintas benua dari utara ke selatan atau sebaliknya dapat dikoordinasikan berbasis data, atau dalam istilah teknisnya disebut voiceless coordination," kata Widiyanto.

Indonesia dengan Australia telah lebih dahulu menerapkan teknologi ini beberapa tahun yang lalu.

Menurut Widiyanto, kerja sama telah berjalan dengan sangat baik.

"Kini negara tetangga di bagian utara juga dapat ikut merasakan keuntungannya,” kata dia.

Mendukung keselamatan penerbangan

Widiyanto mengatakan, teknologi ini memungkinkan petugas ATC bekerja lebih fokus terhadap pengendalian lalu lintas penerbangan, tanpa disibukkan lagi dengan koordinasi ke pusat pengendali negara lain.

Penurunan beban kerja petugas ATC tentunya akan berdampak langsung terhadap peningkatan keselamatan dan efisiensi penerbangan.

“Kami mengapresiasi penyedia pelayanan navigasi penerbangan Filipina, yang pada pertengahan 2019 lalu telah sepakat dengan Indonesia untuk menerapkan teknologi ini," ujar Widiyanto.

Setelah masa uji coba selesai, menurut Widiyanto, akan dilanjutkan dengan tahap evaluasi.

Pada tahap ini dilakukan penelitian mengenai keberhasilan dan kegagalan yang terjadi, serta kekurangan dan kelebihan yang ditemukan.

Selain itu, evaluasi dampak pada hubungan koordinasi jalur penerbangan yang menghubungkan kedua negara.

“Ke depan, AIDC juga akan diimplementasikan untuk koordinasi antara pusat pengendalian lalu lintas udara di MATSC dengan pusat pengendalian lalu lintas udara di Port Moresby di Papua Nugini, Kota Kinabalu di Malaysia dan Oakland di Amerika Serikat. Penerapan teknologi ini akan semakin meningkatkan konektivitas udara Indonesia secara regional, sehingga dapat berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi nasional,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com