"Itu kayaknya sampai mengarah ke Curah (Besuk) Kobokan," ungkapnya.
Hal senada dikatakan Aisyah. Kata Aisyah, sebelum hujan abu terjadi sekitar pukul 02.00 WIB, dirinya mendadak terbangun dari tidur lantaran mendengar suara letusan dari Gunung Semeru.
"Memang ada suara letusan Gunung Semeru," ujarnya, Selasa, dikutip dari Surya.co.id.
Takut terjadi yang tidak diinginkan, Aisyah pun memilih untuk mengungsi ke rumah keluarganya.
"Ngungsi ke rumah saudara karena takut kalau bertahan di sini," ungkapnya.
Baca juga: Kesaksian Warga yang Melihat Gunung Semeru Meletus: Seperti Guguran Awan Panas
Kabid Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang Wawan Hadi Siswoyo mengatakan, ada dua kecamatan yang terdampak akibat awan panas letusan Gunung Semeru, yakni Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro.
Kata Wawan, semua warga dari dua kecamatan itu akan dievakuasi ke Lapangan Kamar Kajang, Candipuro.
"Kami jadikan satu biar lebih mudah kontrolnya kesehatan dan kebutuhan logistik pengungsi," katanya.
Selain itu, pihaknya juga mengimbau bagi masyarakat yang masih bertahan di rumah diminta untuk segera mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Baca juga: Gunung Semeru Meletus, Warga Berbondong-bondong Mengungsi
Kata Wawan, sampai saat ini, semua warga yang mengungsi dalam kondisi sehat. Bahkan pihaknya sudah membagikan 2.000 masker untuk warga.
Tak hanya itu, pihaknya juga menyiagakan ambulans dan tim medis.
"Kondisinya sehat, tim kesehatan juga sudah turun. Makan sudah dua kali, dan terus kita siagakan ambulans dan petugasnya," kata Wawan melalui sambungan telepon, Selasa.
(Penulis : Kontributor Malang, Andi Hartik | Editor : David Oliver Purba)/Surya.co.id/TribunMadura.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.