Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesedihan Penggali Makam Jenazah Covid-19: Kadang Kami Menangis Mengubur Bayi

Kompas.com - 01/12/2020, 06:17 WIB
Zakarias Demon Daton,
Khairina

Tim Redaksi

Butuh satu atau dua orang menggali menggunakan cangkul. Satu liang diberi upah Rp 500.000.

Setelah hampir delapan bulan sejak Maret lalu menjalani rutinitas ini, Senin merasa lelah dan sedih dengan kondisi demikian.

Karenanya, dia berharap kasus ini segera berakhir.

“Kadang kami meneteskan air mata melihat kubur jenazah yang enggak ada habisnya. Kami harap ini segera berakhirnya,” harap dia.

Hingga Senin (30/11/2020) total pasien Covid-19 meninggal di Samarinda sebanyak 192 orang. Jumlah itu yang dimakamkan Senin dan penggali kubur lainnya di TPU Covid-19.

Hal yang sama juga dirasakan rekannya, Supriyanto (40).

Supriyanto mengaku sedih namun tetap menjalani semuanya sebab sudah jadi tugas dan tanggungjawab sejak ia jadi tim penggali kubur.

“Sedih saja banyak yang meninggal. Kenapa kok banyak yang meninggal. Karena ini sudah tugas, kami jalani,” ungkap dia.

Supriyanto, Senin, dan rekannya lainnya tetap menjalani profesinya meski dalam kepedihan mendalam.

Sebelum menggali kubur, kata Supriyanto, terlebih dahulu lokasinya disemprot pakai disinfektan untuk sterilisasi.

Untuk satu lubang butuh kedalaman 150 meter, panjang sekitar 2 sampai 3 meter dan lebar 1 sampai 2 meter. Jarak antar makam 60 sentimeter.

Supriyanto mengaku di lapangan nyaris tak ada kendala, karena semua perlengkapan kerja selalu dipenuhi, termasuk soal asupan vitamin, makanan dan lainnya.

Meski demikian, kadang mereka khawatir.

“Tapi kita harus yakin dengan diri sendiri sama Yang di Atas. Kita cuma ikhtiar cari nafkah. Kalau enggak ada yang mau kubur. Ya siapa lagi. Dari awal masuk ke tim ini banyak enggak mau. Kita rela saja,” terang dia.

Supriyanto berharap, kasus kematian karena Covid-19 segera berakhir.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com