Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terdengar Gemuruh dan Semburkan Gas, Pengeboran Sumur di Blora Dihentikan di Kedalaman 48 M

Kompas.com - 30/11/2020, 19:32 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Khairina

Tim Redaksi

BLORA, KOMPAS.com - Aktivitas pengeboran sumur air di Desa Ngraho, Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora, Jawa Tengah terpaksa dihentikan lantaran mengeluarkan semburan gas.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Blora, Hadi Praseno, mengatakan, pengeboran sumur yang diupayakan oleh Sumiran (31) untuk memenuhi kebutuhan air bersih sudah mencapai kedalaman 48 meter.

Namun, saat akan dipasang pompa submersible ke dalam lubang sumur tersebut, mendadak terdengar suara gemuruh yang bersumber dari bawah disertai bau gas yang pekat. 

Baca juga: Hendak Istirahat, Seorang Petani Tewas Tercebur ke Sumur Sedalam 26 Meter

Sumiran yang ketakutan selanjutnya berupaya menutup lubang pengeboran di samping rumahnya itu dengan menggunakan kain basah.

"Kejadian dua hari lalu. Sumiran yang mendengar gemuruh dan mencium bau gas kemudian urung memasang pompa. Ia kemudian mencoba menyalakan korek di bibir sumur dan gasnya terbakar. Karena takut dan terkejut ia kemudian menutupnya dengan kain basah," kata Hadi saat dihubungi Kompas.com melalui ponsel, Senin (30/11/2020).

BPBD Kabupaten Blora yang berkoordinasi dengan Dinas ESDM Provinsi Jateng sudah berupaya menutup lokasi semburan gas sekaligus memberikan pembatas berupa garis polisi.

"Kami sudah mengimbau warga untuk tidak menyalakan api di sekitar lokasi dan sudah kami tutup lubang pengeborannya," tutur Hadi.

Baca juga: Saling Tolong, 4 Warga Malah Tewas Tenggelam di Dalam Sumur

Sementara itu  Kepala Balai Pengkajian dan Pengawasan dan Pengendalian (BP3) ESDM Jawa Tengah Wilayah Kendeng Selatan Budi Setyawan mengatakan, secara geologi wilayah Kabupaten Blora termasuk Kecamatan Kedungtuban berpotensi bersemayam gas alam atau gas rawa pada kedalaman tertentu.

"Komponen gas alam adalah metana (CH4) yang merupakan molekul hidrokarbon. Jika dalam jangka waktu sepekan terjadi penurunan sebaiknya ditutup saja," kata Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com