Latu menjelaskan, dulu, guru-guru yang ditempatkan di Manggarai Timur harus jalan kaki dari Manggarai Barat dengan melewati hutan-hutan belantara demi sebuah pengabdian di daerah terpencil.
"Pengabdian yang tulus demi mencerdaskan anak bangsa di daerah terpencil dilakukan tanpa banyak mengeluh. Jalan kaki menjadi kebiasaan setiap hari. Kesulitan air minum bersih tidak menjadi hambatan dalam sebuah pengabdian sebagai seorang guru. Kesulitan transportasi diatasi dengan jalan kak," jelasnya.
Latu menjelaskan sejumlah sekolah menjadi tempat pengabdiannya.
"Saya sampai pensiun sudah 23 tahun tetap menjadi guru. Guru sudah melekat dalam diri saya," jelasnya.
Latu menjelaskan, pengabdian dengan gaji yang kecil sudah melahirkan generasi cerdas, pemimpin daerah, imam yang terhitung jumlah.
"Pertama terima gaji dalam waktu 1 tahun enam bulan. Saya tidak mengeluh dengan terlambat terima gaji dari Pemerintah. Yang ada dalam diri saya hanya mengabdi, mengajar dan mendidik," jelasnya.
Untuk itu, Latu, mengharapkan, guru yang mengabdi di zaman modern saat ini dengan fasilitas yang memadai teruslah mengabdi dengan tulus dengan inovasi-inovasi dalam pengajarannya sesuai perkembangan zaman.
"Guru tetap mencerdaskan anak bangsa di tengah perkembangan teknologi yang semakin canggih. Guru juga mendidik untuk mental anak Negeri yang baik di masa akan datang. Selamat Merayakan Hari Guru Nasional, 25 November 2020," jelasnya.
Tak lupa Latu mengucapkan terima kasih kepada Komunitas Cenggo Inung Kopi Online (Online) yang sudah mendokumentasikan perjuangan saya sebagai guru angkatan pertama di wilayah Manggarai Timur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.