Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Guru Honorer Gaji Rp 50.000, Setahun Tak Dibayar hingga Jadi Petugas Sensus

Kompas.com - 25/11/2020, 13:53 WIB
Reni Susanti,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi


Warga Sindangwangi merupakan kelompok ekonomi menengah ke bawah.

Siswa yang sekolah di SMA Sindangwangi pun didominasi siswa tidak mampu.

Karena itulah, sekolah tidak bisa berbuat banyak. Sebab orangtua siswa tidak mampu membayar sekolah anaknya.

Hal ini pula yang membuat sekolah kesulitan ketika pemerintah menuntut perbaikan kualitas pendidikan.

Sedangkan sekolahnya tidak mampu membeli fasilitas sendiri.

“Saya enggak pernah berpikir soal pendapatan saat itu. Walaupun memang sedih ketika tidak mampu membeli apa yang diinginkan,” ucap Ipah.

Baca juga: Seleksi Guru PPPK, Mendikbud: Upaya agar Guru Honorer Dapat Gaji Layak

Selama bertahun-tahun, Ipah pun harus memenuhi kebutuhannya dengan uang honor tidak lebih dari Rp 500.000 per bulan.

Untuk mendapatkan uang itu pun ia harus berjuang keras dengan mengajar beberapa mata pelajaran.

“Sering bertanya pada diri sendiri, kapan ya nasib kita berubah. Tapi ya dinikmati saja, benar-benar niatnya berjuang memajukan pendidikan,” tutur Ipah.

“Kalau mengikuti kata hati sangat sedih, pengen beli ini, enggak ada duitnya. Buku pelajaran buat anak-anak saja mahal, jadi pinjam ke sekolah lain dan perpustakaan sekolah lain,” tambah dia.

Baca juga: Semua Guru Honorer di Riau Diusulkan Jadi PPPK

Meski demikian, ia sangat bahagia ketika berhasil mengantar 3 siswanya di angkatan pertama tembus Bidik Misi ke UPI Bandung.

Mereka pun mengambil jurusan Geografi.

Kebahagiaan serupa ia dapatkan ketika siswa-siswinya berhasil menenangkan Olimpiade Geografi Majalengka tahun 2010.

Mengajar serabutan hingga jadi petugas sensus

Ipah mengatakan, secara hitungan matematika, tentu honornya tidak akan cukup. Untuk itulah ia banting tulang mengajar di beberapa tempat.

Sebut saja SD Jerukleuleut 1 dan SD Ujungberung 1. Ia mengajar di dua SD tersebut hingga 2015. Selain itu, ia pun mengajar di SMA Terbuka.

Ia juga terlibat aktif jadi petugas sensus. Selama satu tahun sekali, ia akan memaksimalkan waktunya di sela-sela mengajar untuk menjadi petugas sensus.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com