Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bambu Hitam Disulap Jadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomis

Kompas.com - 25/11/2020, 13:11 WIB
Farida Farhan,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Masyarakat Desa Jatilaksana, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, menyulap bambu hitam jadi kerajinan tangan bernilai ekonomis.

Produk yang bakal dipasarkan di jalur wisata andalan Karawang ini diharapkan membantu penduduk bertahan di tengah pandemi virus corona.

Ide untuk membuat kerajinan tangan dari bambu hitam sebetulnya bukan yang pertama digagas.

Baca juga: Gentar, Guru Asli Orang Rimba yang Tak Ingin Lagi Warga Pedalaman Ditipu

Sebelumnya sudah ada pengrajin bambu hitam di desa itu. Hanya saja, mereka berhenti memproduksi.

Mulai Juli 2020 lalu, kerajinan bambu hitam bangkit kembali.

Mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) mengajak masyarakat mengatasi dampak pandemi dengan membuat Rumah Belajar (Rumbela).

Ini merupakan Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

"Sasaran PHP2D ada tiga. Pemuda desa, ibu-ibu PKK, dan masyarakat desa secara umum. Alhamdulillah program berjalan dengan lancar," ujar salah seorang mahasiswa Dewinta Novilisia melaui telepon, Rabu (25/11/2020).

Baca juga: Jadi Guru Honorer Itu Banyak Membatin, Tidak Tahan kalau Bukan Panggilan Jiwa

 

Di tangan masyarakat Desa Jatilaksana, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Karawang, bambu hitam disulap jadi kerajinan tangan bernilai ekonomis. Produk yang bakal dipasarkan di jalur wisata andalan Karawang ini diharapkan membantu penduduk bertahan di tengah pandemi.KOMPAS.COM/FARIDA Di tangan masyarakat Desa Jatilaksana, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Karawang, bambu hitam disulap jadi kerajinan tangan bernilai ekonomis. Produk yang bakal dipasarkan di jalur wisata andalan Karawang ini diharapkan membantu penduduk bertahan di tengah pandemi.
Selama tiga bulan program berjalan, Rumbela Desa Jatilaksana menghasilkan tiga macam kerajinan tangan dari bambu hitam, yakni asbak, lampion, dan pot.

Dewinta bersama rekan-rekannya tengah merancang buku saku, yang nantinya akan memandu anggota Rumbela memasarkan produk bambu hitam.

Sebab, pelatihan kreativitas sudah selesai dan dilanjutkan dengan pelatihan kewirausahaan.

Pelatihan kreativitas memandu cara memanfaatkan bambu hitam menjadi kerajinan tangan.

Sementara kewirausahaan mengenai cara memasarkan produknya.

"Kami juga akan memfasilitasi masyarakat untuk pelatihan cara mengemas produk yang baik dan benar," tutur Dewinta.

Produk kerajinan tangan ini bakal dipasarkan secara daring dan luring. Meski behitu belum diputuskan berapa harga satuannya.

"Kalau daring, dipasarkan via online shop dan media sosial. Kalau luring, dititipkan ke toko-toko suvenir dan oleh-oleh di sekitar Loji-Pangkalan," kata dia.

Dewinta pun optimistis, kerajinan dari bambu hitam itu bakal laris manis.

Sebab, Desa Jatilaksana berada pada jalur emas pariwisata andalan Karawang.

Dosen pendamping program tersebut, Neng Ulya mengatakan, selain memberikan fasilitas pelatihan ke masyarakat, PHP2D juga memberikan hibah alat dan mesin produksi.

"PHP2D sebentar lagi berakhir. Saat ini kami sedang mendorong masyarakat untuk mengisi struktur organisasi Rumbela, sehingga ketika kami kembali ke kampus, masyarakat masih meneruskan produksi kerajinan bambu hitam," kata Ulya.

Ketua Rumbela Jatilaksana Acim Bahrudin mengatakan, potensi Rumbela dalam meningkatkan ekonomi masyarakat belum bisa diprediksi. Sebab masih dalam proses pemasaran.

Namun, hadirnya Rumbela di tengah masyarakat bisa menjadi inspirasi.

Apalagi, selain kerajinan bambu hitam, Rumbela juga memproduksi bros dari limbah rumah tangga.

Acim berharap, melalui Rumbela, masyarakat bisa meningkatkan dan mengembangkan potensi diri.

"Juga bisa menjadi wadah dalam pengembangan kreativitas," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com