"Kan saya punya rumah di bawah ya di Huntap itu, kemarin itu disuruh turun ya saya turun. Kalau malam saya di Huntap, pagi saya naik ke sini, karena di bawah ngak enak, tempatnya kan sempit ngak ada kegiatan," ungkapnya
Terkadang relawan yang mencemaskan kondisi Mak Keti akan menyusul ke atas.
Mak Keti pun akan turun bersama relawan yang menjemputnya.
"Relawan itu ada yang terus menjemput ke sini, dijemput diajak turun ya saya mau aja," ungkapnya.
Mak Keti mengungkapkan sudah sejak kecil tinggal di Pelemsari, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman berdampingan dengan Gunung Merapi.
Ia pun sudah mengalami beberapa kali Gunung Merapi erupsi.
"Saya kan memang lahir di sini, asli sini. Ya sudah mengalami beberapa kali (erupsi Gunung Merapi) sudah tidak ingat, yang paling besar ya yang 2010," tuturnya.
Dikisahkannya, saat erupsi Gunung Merapi tahun 2010 rumahnya hancur tidak tersisa.
Termasuk harus kehilangan ternak sapi miliknya.
"(Erupsi 2010) rumah habis enggak ada apa-apa, ini kan baru. (Erupsi 2010) ternak habis, sapi ada 5, ayam seratus ekor, tapi ya keadaan mau gimana lagi, ya harus ikhlas," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.