Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Cikal Bakal Universitas Merapi di Rumah Mak Keti

Kompas.com - 19/11/2020, 14:30 WIB
Wijaya Kusuma,
Dony Aprian

Tim Redaksi

Salah satu anaknya yang bernama Wahono juga menjadi relawan pada tahun 2010.

Namun, anak terakhirnya tersebut meninggal dunia saat bertugas menjadi relawan.

"Anak saya dulu juga jadi relawan, tapi kena erupsi 2010 kemarin itu. Kenanya di dekat rumah Mbah Marijan, waktu itu sedang nyuruh yang di atas turun," ujarnya.

Menurutnya, saat kejadian itu warga Pelemsari banyak yang menjadi korban.

Setelah kejadian yang menimpa anaknya tersebut, para relawan sering datang ke rumahnya.

Mereka datang untuk menjenguknya.

"Tapi teman-teman relawan masih sering kesini, ya nengok saya wong saya sudah tua," urainya.

Baca juga: Pengungsi Merapi Terima Bantuan dari Dana Kemanusiaan Kompas

Di situasi aktivitas Gunung Merapi seperti saat ini, memang Mak Keti tidak tinggal rumahnya tersebut.

Sebab lokasi rumahnya itu berada di dalam radius bahaya yang ditetapkan oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).

Mak Keti juga memiliki rumah di Hunian Tetap (huntap) Karangkendal, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman. Di rumah itulah Mak Keti tinggal.

Namun, setiap pagi Mak Keti selalu naik ke rumahnya yang di atas.

Ketika hari sudah sore, Mak Keti kembali ke huntap.

Setiap pagi, Mak Keti naik karena merasa lebih nyaman berada di rumahnya yang di atas.

Selain itu, dirinya juga bisa beraktivitas sepeti mencari rumput, mencari kayu dan memberi makan ayam miliknya.

Sebab, ketika di huntap dirinya tidak ada kegiatan sehingga merasa jenuh.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com