Sarmidi menjelaskan, krisis air terjadi jika ketersediaan air terbatas dibanding dengan kebutuhan yang ada.
Saat ini orang mencari solusi dengan memanfaatkan teknologi, hingga air menjadi komoditi pasar.
Niat Konsorsium Penyelamatan Cikuray untuk meningkatkan status Gunung Cikuray menjadi taman nasional, menurut Sarmidi, bisa menjadi salah satu solusi antisipasi krisis air di Pulau Jawa.
Sebab, Cikuray menjadi hulu dari beberapa sungai besar, tetapi terjadi kekeringan di kaki Gunung Cikuray yang sebelumnya tidak pernah terjadi.
“Ada kekurangan air di Cikuray yang secara instingtif masyarakat membaca ini karena hutan gundul,” kata dia.
Dengan peningkatan status Gunung cikuray, menurut Sarmidi, pengelolaan hutan diharapkan bisa menjadi lebih baik dengan melibatkan masyarakat sekitar.
Hal ini juga menjadi solusi dari penyelamatan keanekaragaman hayati yang jadi aset bangsa yang sudah terdesak hingga berada di gunung-gunung.
“Taman nasional bisa membuat hutan alam yang bisa memberi manfaat bagi masyarakat banyak atas masalah-masalah lingkungan yang terjadi saat ini,” kata Sarmidi.
Sementara itu, Usep Ebit Mulyana selaku Ketua Konsorsium Penyelamatan Cikuray menyesalkan ketidakhadiran pemerintah daerah dalam FGD tersebut.
Padahal, FGD bisa menjadi ruang bagi pemerintah daerah mencari bentuk taman nasional yang ideal.
“Kita berharap ke depan pemerintah daerah bisa bersinergi, karena bupati sudah siap, tinggal secara teknis dinas menuangkan dalam konsep,” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.