KOMPAS.com - Z bocah perempuan 5 tahun menjadi saksi kunci pembunuhan sang ibu, Titik Handayani (36). Ia melihat langsung sang ibu dibunuh oleh tetangga mereka, Suryanto alias Yanto (20).
Titik ditemukan tewas dengan leher penuh luka pada Senin (9/11/2020) di rumahnya d Rusunawa Blok D Lantai 1, Palembang.
Wati tetangga korban mengatakan, Z bercerita kepadanya jika melihat Suryanto masuk ke rumahnya melalui ventilasi dengan memanjat bagian belakang rumah.
Saat itu sang ibu sedang tiduran menggunak headset. Lalu pelaku yang dipanggil Z dengan panggilan "Om Yanto" langsung menganiaya ibunya di atas tempat tidur.
Baca juga: Saksikan Ibunya Dibunuh Tetangga, Bocah 5 Tahun Demam Tinggi dan Trauma
"Kata anak korban, ibunya tiduran sambil pasang headset, pelaku masuk dan langsung menganiaya korban di tempat tidur," ucap Wati.
Dalam keadaan terluka setelah dianiaya, Titik Handayani keluar rumah untuk meminta pertolongan. Sementara Suryanto kabur dengan cara melompat dari lantai dua
Wati bercerita jika ia yang bertanya kepada Z siapa pelaku yang membunuh sang ibu.
“Saya tahu kalau yang membunuh korban itu Yanto, setelah bertanya kepada anak korban,"
Baca juga: Duduk Perkara Pembunuhan Ibu 2 Anak yang Tewas di Rusunawa, Dibunuh Tetangga karena Dendam
"Pikir saya anak korban yang umurnya sudah 5 tahun pasti sudah mengerti. Ketika ditanya, kata anak korban Om Yanto yang menusuk ibu," tutur Wati.
Wati yang mengetahui pembunuhnya adalah Suryanto langsung memberi informasi kepada warga.
Warga langsung mencari pelaku ke rumahnya d Blok D nomor 21, tapi nihil.
Wati memastikan bila pelaku kabur ke rumah kakak iparnya, lantaran pelaku ini tidak memilki keluarga di Palembang.
“Saya ikut polisi ke rumah kakak iparnya. Saya tahu rumah kakak iparnya si pelaku ini. Ternyata sampai di rumah kakak iparnya pelaku ini, dia ada di situ. Polisi langsung menangkap pelaku," jelasnya.
Baca juga: 5 Fakta Ibu 2 Anak Tewas Dibunuh Tetangganya, Berawal dari Dicaci Maki, Sempat Dipergoki Anak Korban
Sementara itu sejak menyaksikan pembunuhan sang ibu, kondisi kesehatan Z terus menurun. Ia mengalami demam tinggi dan terus menyebut nama pembunuh ibunya.