Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Kami Selaku Anak Cucu Sangat Bangga Buyut Kami Bisa Jadi Pahlawan Nasional”

Kompas.com - 10/11/2020, 23:54 WIB
Yamin Abdul Hasan,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

TERNATE, KOMPAS.com – Ahli waris mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada Sultan Baabullah, tokoh dari Ternate, Maluku Utara.

Penganugerahan gelar pahlawan nasional diberikan langsung oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Selasa (10/11/2020).

Penghargaan tersebut diterima langsung Hidayat Mudaffar Sjah selaku ahli waris.

“Yang pertama syukur alhamdulillah, pada akhirnya apa yang kita perjuangkan berulang-ulang bisa terwujud di 2020,” kata Hidayat saat dihubungi Kompas.com, Selasa.

“Kita terima kasih kepada seluruh elemen masyarakat  yang berkontribusi dan bahu membahu (mendukung) sultannya telah menjadi pahlawan nasional. Begitu juga kepada pemerintah kota dan provinsi yang memfasilitasi ke pusat,” kata Hidayat menambahkan.

Baca juga: Kisah Sultan Baabullah, Pahlawan Asal Maluku Utara yang Gigih Mengusir Penjajah dan Ahli Berdiplomasi

Perjuangan menjadikan Sultan Baabullah sebagai pahlawan nasional sudah lama dilakukan, yakni sejak 1998. Namun, karena konflik horizontal saat itu sehingga sempat tertunda.

 

"Harapan yang paling signifikan kami selaku anak cucu, sangat bangga buyut kami bisa jadi pahlawan nasional. Bisa berdampingan dengan pahlawan nasional seluruh Indonesia,” ujar Hidayat.

Baca juga: Jerinx: Saya Berjanji Tidak Membuat Gaduh Pihak yang Merasa Diganggu oleh Saya

Makna pemberian gelar pahlawan nasional, katanya, tentu adalah pengakuan dari pemerintah  terhadap apa yang telah dilakukan para sultan.

Karena dulu ketika perjuangkan Sultan Baabullah, pemerintah merunut pada kedatangan bangsa Belanda saja, bukan pada bangsa Portugis.

Dengan menjadikan Baabullah sebagai pahlawan nasional, dengan sendirinya pemerintah telah mengakui bahwa penjajahan berawal dari bangsa Portugis.

“Ini makna hakiki dikukuhkannya Sultan Baabullah sebagai pahlawan nasional,” ujar Hidayat.

“Ini yang kami bangga, bahwa tidak bisa tidak harus diakui bahwa bangsa Eropa datang menjajah karena mencari cengkeh dan pala. Cengkeh dan pala itu hanya ada di Maluku Utara, khususnya di Ternate, Tidore, Bacan, dan sekitarnya,” tambahnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com