Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sultan Baabullah, Pahlawan Asal Maluku Utara yang Gigih Mengusir Penjajah dan Ahli Berdiplomasi

Kompas.com - 10/11/2020, 08:08 WIB
Yamin Abdul Hasan,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

Usul tersebut diterima dan raja Portugis berjanji akan menyerahkan Mesquita ke Ternate. Namun, sampai wafatnya Baabullah, Portugis tidak menepati janji mereka.

 Kejayaan Sultan Babullah

Dengan kepergian orang Portugis, Sultan Baabullah menjadikan Benteng Sao Paulo sebagai benteng sekaligus istana.

Beliau merenovasi dan memperkuat benteng tersebut yang belakang sekali mengubah namanya dijadikan Benteng Gamlamo (kampung besar).

Sultan Baabullah bahkan mengeluarkan peraturan yang mewajibkan setiap bangsa Eropa yang tiba di Ternate melepaskan topi dan sepatu mereka, sekedar sebagai mengingatkan mereka supaya tidak lupa diri.

Sultan Baabullah tetap memelihara persekutuan yang telah terbentuk dan sering menyelenggarakan lawatan ke wilayah–wilayah yang mendukung Ternate.

Dia juga meminta kesetiaan mereka terhadap persekutuan yang dipimpinnya.

Tahun 1580, Sultan Baabullah mengunjungi Makassar dan menyelenggarakan pertemuan dengan Raja Gowa, Tunijallo dan mengajaknya masuk Islam serta ikut dalam persekutuan memerangi Portugis.

Sang raja tak langsung menyutujui ajakan Sultan Ternate untuk memeluk Islam. Namun, setuju ikut dalam persekutuan. Sebagai tanda persahabatan, Sultan Baabullah menghadiahkan Pulau Selayar kepada Raja Gowa. 

Di bawah pimpinan Sultan Baabullah, Ternate mencapai puncak kejayaan. Wilayah kekuasaan dan pengaruhnya membentang dari Sulawesi Utara, tengah, dan timur, sampai ke kepulauan Marshall di bagian timur. Serta dari Filipina (selatan) di utara sampai sejauh kepulauan Kai dan Nusa Tenggara di bagian selatan.

Tiap wilayah atau kawasan ditempatkan wakil–wakil sultan atau yang dinamakan Sangaji.

Sultan Baabullah dijuluki oleh Francis Drake, sebagai penguasa dari 100 pulau. Oleh Valentijn (1724) mengatakan Baabullah sebagai penguasa 72 negeri/pulau, karena  30 pulau tidak berpenghuni dan mengatakan kesultanan Ternate sebagai kerajaan Islam terbesar di Indonesia timur. 

Sultan Baabullah tetap melanjutkan kebijakan ayahnya dengan menjalin persekutuan dengan Aceh dan Demak untuk mengenyahkan Portugis dari nusantara.

Persekutuan Aceh–Demak–Ternate ini adalah simbol persatuan nusantara karena ketiganya sebagai yang terbesar dan terkuat di masa itu. Ketiganya merangkai tiga wilayah, yaitu barat, tengah, dan timur nusantara dalam satu ikatan persaudaraan.

Serta mewujudkan kembali apa yang dicetuskan oleh kakeknya Zainal Abidin, Sultan Ternate (1486-1500).

Semasa Bababullah memimpin perang terhadap Portugis, perang-perang tersebut memiliki nilai Islam yang sangat menonjol.

Laporan para Jesuit saat itu, yakin betul bahwa sejumlah besar haji (ulama) tiba di Maluku berasal dari Mekah, Aceh, dan Malaya. Mereka membawa hak-hak istimewa dan hukum-hukum Islam.

Orang-orang Turki juga mengadakan perjalanan dari Sumatera kemudian menuju Pulau Ternate.

Meskipun cara berdiplomasi Baabullah dengan unsur-unsur Islam, bukan berarti Baabullah tidak menyukai orang Eropa.

Ini dibuktikan ketika datangnya Francis Drake di Ternate pada 9 November 1579 dengan menahkodai kapal Golden Hind (100 ton).

Baabullah menyambut baik kedatangan ekspedisi dari Inggris ini dan sempat melakukan jual-beli cengkeh di Ternate.

Nilai kepahlawanan

Irfan mengatakan, pemberian gelar pahlawan nasional bagi Sultan Baabullah merupakan awal bagaimana masyarakat dapat melihat tokoh-tokoh lokal lainnya dapat diusung menjadi pahlawan nasional.

“Saya berharap ke depan nilai-nilai kepahlawanan yang dimiliki Sultan Baabullah itu masuk dalam muatan lokal, bisa diajarkan kepada generasi muda,” kata Irfan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com