Donny mengajak anak-anak bernyanyi, bermain, dan mendongeng. Tidak hanya anak-anak, orangtua mereka pun ikut bergabung.
Meski singkat hanya sekitar satu jam namun cukup berkesan baginya dan anak-anak pengungsi.
Semua materi dari Donny sendiri, bahkan ia membeli topeng badut dan wig warna-warni dengan harapan bisa digunakan lagi.
Baca juga: Data Terkini BPBD Magelang, 795 Warga Lereng Merapi Mengungsi, Tersebar di 9 Titik
"Semua saya sendiri, tidak ada perintah. Karena semua petugas/relawan sudah memiliki tugas masing-masing. Sempat dibantu beberapa mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma) juga," tuturnya
Sementara ini, Donny menghibur anak-anak di posko pengungsian yang berada di wilayah kerjanya, yakni di Desa Deyangan, Desa Mertoyudan dan Desa Banyurojo Kecamatan Mertoyudan.
Namun jika dibutuhkan ia pun bersedia ke posko pengungsian lainnya.
"Harapan saya anak-anak pengungsi ini tidak kehilangan momentum atau hak mereka meskipun berada di pengungsian. Tetap bermain, belajar, bahagia. Apalagi belum tahu sampai kapan mereka akan berada di pengungsian," ucap Donny.
Baca juga: Merapi Siaga, Penjagaan dan Patroli di Pintu Masuk TNGM Diperketat
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang per Minggu (8/11/2020) pukul 18.00 WIB, sebanyak 229 dari 795 jiwa pengungsi adalah anak-anak dan balita.
Mereka tersebar di 9 titik TEA di 5 desa penyangga (sister village) yakni Desa Deyangan, Mertoyudan, Banyurojo (Kecamatan Mertoyudan). Lalu Desa Tamanagung (Kecamatan Muntilan) dan Desa Ngrajek (Kecamatan Mungkid).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.