Salin Artikel

Aipda Donny Rela Jadi Badut demi Senyum Anak-anak Pengungsi Merapi

Mereka bernyanyi dan tertawa lepas bersama seorang anggota polisi yang mengenakan topeng badut dan rambut warna-warni. 

Polisi itu adalah Aipda Donny Sugiarto, anggota Bhabinkamtibmas Polsek Mertoyudan.

Sejak dua hari terakhir, atau sejak para pengungsi tiba di TEA, Donny menghibur anak-anak pengungsi di sela-sela tugasnya menjaga keamanan sekitar.

Inisiasi tersebut spontan dilakukan karena Donny prihatin melihat kondisi pengungsi, khususnya anak-anak, yang jumlahnya tidak sedikit.

Begitu mereka tiba, kata Donny, mereka terlihat tegang. Raut muka anak-anak yang mengisyaratkan ketakutan dan kecemasan.

"Pengungsi di sini banyak sekali anak-anak, mereka tidak ada yang semringah (bahagia) saat tiba di posko pengungsian. Mereka masih asing berada di tempat baru, belum beradaptasi. Maka saya coba untuk menghibur mereka," ungkap Donny, kepada Kompas.com Senin (9/11/2020).

Menurutnya, hiburan bagi anak-anak menjadi trauma healing atau penyembuhan atas rasa trauma yang dialami mereka.

Mereka terpaksa dievakuasi karena status vulkanik Gunung Merapi meningkat dari waspada menjadi siaga.

Sementara meraka tinggal beberapa dusun yang masih kawasan rawan bencana (KRB) III bencana erupsi, atau berjarak sekitar 5 kilometer dari puncak Merapi. 


Donny mengajak anak-anak bernyanyi, bermain, dan mendongeng. Tidak hanya anak-anak, orangtua mereka pun ikut bergabung.

Meski singkat hanya sekitar satu jam namun cukup berkesan baginya dan anak-anak pengungsi.

Semua materi dari Donny sendiri, bahkan ia membeli topeng badut dan wig warna-warni dengan harapan bisa digunakan lagi.

"Semua saya sendiri, tidak ada perintah. Karena semua petugas/relawan sudah memiliki tugas masing-masing. Sempat dibantu beberapa mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma) juga," tuturnya

Sementara ini, Donny menghibur anak-anak di posko pengungsian yang berada di wilayah kerjanya, yakni di Desa Deyangan, Desa Mertoyudan dan Desa Banyurojo Kecamatan Mertoyudan.

Namun jika dibutuhkan ia pun bersedia ke posko pengungsian lainnya.

"Harapan saya anak-anak pengungsi ini tidak kehilangan momentum atau hak mereka meskipun berada di pengungsian. Tetap bermain, belajar, bahagia. Apalagi belum tahu sampai kapan mereka akan berada di pengungsian," ucap Donny.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang per Minggu (8/11/2020) pukul 18.00 WIB, sebanyak 229 dari 795 jiwa pengungsi adalah anak-anak dan balita.

Mereka tersebar di 9 titik TEA di 5 desa penyangga (sister village) yakni Desa Deyangan, Mertoyudan, Banyurojo (Kecamatan Mertoyudan). Lalu Desa Tamanagung (Kecamatan Muntilan) dan Desa Ngrajek (Kecamatan Mungkid).

https://regional.kompas.com/read/2020/11/09/11271141/aipda-donny-rela-jadi-badut-demi-senyum-anak-anak-pengungsi-merapi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke