Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gibran dan Bajo Disebut Minim Penguasaan Medan pada Debat Perdana

Kompas.com - 08/11/2020, 08:55 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com - Debat perdana Pilkada Solo dinilai belum memberikan gambaran persoalan nyata Kota Solo.

Kedua pasangan calon (paslon), Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa dan Bagyo Wahyono-FX Supardjo juga dianggap belum menguasai materi.

Hal itu diungkapkan pengamat komunikasi politik Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Teguh Yuwono.

"Kalau dilihat dari aspek penguasaan materi, saya kira karena keduanya itu kan masih baru dan bukan petahana. Jadi belum pernah menjadi wali kota dan wakil wali kota. Masih minim penguasaan medan," ujar Teguh kepada Kompas.com, Sabtu (7/11/2020).

Baca juga: Seperti Bumi dan Langit, Gibran-Teguh Berapi-api, Sedangkan Bajo Kalem dan Tenang

Tidak fokus

Kedua pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa dan Bagyo Wahyono-FX Supardjo (Bajo) mengikuti debat Pilkada Surakarta 2020.istimewa Kedua pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa dan Bagyo Wahyono-FX Supardjo (Bajo) mengikuti debat Pilkada Surakarta 2020.
Teguh menilai materi debat juga tidak fokus dan terlalu umum.

Padahal Solo memiliki dimensi luas yang bisa dipilih spesifik untuk dibahas dalam debat.

"Solo ini kan luas sekali dimensinya. Ini kan cuma bicara mengenai Solo yang modern tapi tidak meninggalkan budaya yang lama. Judul tema sama isinya masih campur-campur. Belum fokus, misalnya fokus pada pelayanan publik, fokus pada pengendalian lingkungan. Belum fokus berbicara mengenai bagaimana eksis di era seperti ini," katanya.

Menurutnya, materi yang tidak spesifik membuat pembahasan terlalu abstrak.

Baca juga: Debat Perdana Pilkada Solo, Pengamat UNS: Materi Kedua Paslon Cuma Meraba-raba

Debat Pilkada Solo 2020 Debat Pilkada Solo 2020

Pembawaan bagai bumi-langit

Terkait pembawaan atau cara penyampaian gagasan, Teguh menilai Gibran dan Bagyo memiliki karakter yang sangat jauh berbeda.

"Kalau pembawaanya ini seperti bumi dan langit. Gibran-Teguh tampak semangat dan berapi-api. Sedangkan Bajo lebih kalem dan tenang," ucapnya.

Gibran dinilai ingin menunjukkan sosok milenial, sedangkan Bagyo ingin menunjukkan ketenangan.

"Paslon satu mewakili dari generasi milenial, dengan pengalaman-pengalaman di sektor bisnis. Sedangkan paslon dua adalah orang lama yang berkomunikasi dengan cara-cara konvensional," ucapnya.

Baca juga: Debat Pilkada Solo, Gibran-Teguh dan Bajo Tetap Pakai Masker

Saran debat kedua

Dia pun menyarankan agar dalam debat kedua, KPU beserta tim panelis memilih materi yang menjadi masalah nyata di lapangan.

Dia mencontohkan bagimana gagasan kedua calon dalam menata PKL atau pasar tradisional.

"Saya kira akan banyak manfaatnya kalau berbicara mengenai kasus nyata ke depan. Praktik di lapangan itu kan sudah diskusi ekonomi, penanganan Covid-19, soal lingkungan, tata lahan, pendidikan, bahaya narkoba. Jadi enggak usah bicara terlalu abstrak dan teoritis. Fokus pada penataan pasar tradisional, masakan lokal, misalnya PKL, itu kan jauh lebih nyata dan jauh lebih bermanfaat untuk masyarakat kecil," jelas Teguh.

Pengayaan materi dalam debat menurutnya penting bagi masyarakat untuk menentukan pilihan mereka.

"Debat publik bisa menjadi referensi masyarakat dalam menentukan pilihan. Sejauh mana nanti ide dan gagasan yang paling nyata. Masyarakat tentu bisa menilai," kata pengamat dari Undip Semarang itu.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Semarang, Riska Farasonalia | Editor : Dheri Agriesta)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com