Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dulu Berakhir di Meja Makan, Kini Gabus Jadi Ikan Hias Seharga Rp 35 Juta

Kompas.com - 07/11/2020, 13:36 WIB
Kontributor Banyuwangi, Imam Rosidin,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Dulu ikan gabus (channa) lebih dikenal sebagai ikan yang enak untuk dikonsumsi. Namun belakangan, ikan ini mulai digemari sebagai ikan hias.

Harganya juga makin melambung seiring dengan makin banyaknya pehobi yang memeliharanya.

Baca juga: Kisah Para Perempuan di Bali Menolak Ditaklukkan Pandemi, Kembali Menenun untuk Hidup

Made Rendra Wisnu, pendiri komunitas Bali Channa Lover (BCL) misalnya, mulai menyukai ikan ini sejak 2018.

Ia menyukai gabus karena tidak terlalu sulit memeliharanya. Ikan ini tak seperti ikan hias lainnya yang memerlukan instalasi aerator atau penambah oksigen di aquarium.

Selain itu Ikan ini cukup diberi makan sekali sepekan dengan udang beku hingga jangkrik.

"Dia tak bernapas pakai insang, tapi labirin, mati listrik ndak pusing. Ikan ini bisa tanpa makan dua bulanan. Ditinggal luar kota aman, yang penting ditutup agar tak lompat," katanya di sela-sela pameran ikan gabus di Bronz Cafe, Denpasar, Bali, Sabtu (7/11/2020).

Baca juga: Berhenti Jadi Sopir karena Pandemi, Kini Rian Sukses Beternak Cacing dengan Omzet Jutaan Rupiah

Wisnu menceritakan, ikan gabus eksotis ini memang awalnya dikenal sebagai ikan konsumsi.

Ia tak tahu pasti kapan ikan ini mulai bisa dijadikan sebagai hiasan di ruang tamu. Namun, beberapa tahun terakhir, ikan ini mulai digemari.

Melalui berbagai literatur, ia mulai tahu ternyata di Indonesia banyak ikan gabus yang menurutnya bagus.

Beberapa jenis di antaranya seperti yellow sentarum, red sampit, channa asiatica (strip merah bintik putih/RSWS), dan strip merah (RS).

Ikan gabus yang dipamerkan oleh Bali Channa Lover di Bron Cafe, Denpasar, Sabtu (7/11/2020).Kompas.com/ Imam Rosidin Ikan gabus yang dipamerkan oleh Bali Channa Lover di Bron Cafe, Denpasar, Sabtu (7/11/2020).

Ada juga yang dari mancanegara seperti India, Thailand, hingga Myanmar.

Ia mengatakan, biasanya pehobi memelihara ikan gabus yang berasal dari sungai atau danau di Sumatera dan Kalimantan.

Ikan gabus dinilai bagus dari warna, corak, mentalitas, hingga bentuk siripnya.

"Dulu kita tahu hanya tahu gabus warna coklat dan hitam. Ternyata ada yang kuning, merah, oranye," katanya.

Untuk mentalitasnya, ikan ini ternyata sama seperti anjing peliharaan yang mengenal siapa tuannya.

Jadi ketika tuannya mendekat, ikan ini langsung merespons dengan bergerak ke arah si pemilik.

Sementara coraknya selalu berbeda-beda tergantung dari danau atau sungai mana ikan ini hidup

Untuk saat ini, gabus ini belum banyak dibudidayakan. Jadi ikan yang dipelihara biasanya langsung ditangkap dari alam.

Untuk harganya juga bervariasi, mulai dari Rp 500.000 hingga puluhan juta, tergantung corak dan ukuran.

Wisnu pernah membeli ikan gabus dari India seharga Rp 35 juta. Gabus yang dia beli memiliki sirip seperti kipas, serta berasal dari luar negeri.

Pehobi gabus lainnya, Made Rudi mengaku menyukai ikan ini karena unik, menarik, dan eksotis.

Namun yang paling membuatnya berniat memeliharanya karena perawatannya yang tidak ribet.

Gabus eksotis ini juga saat ini mulai dikonteskan sehingga ia memprediksi ikan ini akan makin banyak digemari.

Rudi saat ini memelihara tujuh ikan gabus dan yang paling mahal dibelinya seharga Rp 1,8 juta.

"Semoga makin banyak yang suka nantinya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com