Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Bertemu Ibu, Ini Mimpi Pemulung yang Baca Al Quran di Emperan

Kompas.com - 06/11/2020, 13:51 WIB
Ari Maulana Karang,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

SUBANG, KOMPAS.com - Anggota DPR Dedi Mulyadi mengundang Muhammad Ghifari Akbar (16) untuk datang ke rumahnya.

Akbar menjadi terkenal setelah foto mengenai dirinya viral di media sosial.

Dalam foto tersebut, Akbar terlihat tekun membaca Al Quran mengaji di emperan toko di kawasan Braga, Kota Bandung, Jawa Barat.

Baca juga: Kalau Lapar di Jalan Nggak Punya Uang, Ngaji Saja, Fokus Sampai Lapar Hilang

Kepada Dedi, Akbar menyatakan bahwa keinginannya saat ini adalah bertemu Ibunya yang meninggalkannya sejak dia masih kecil.

"Saya yakin, kamu akan bisa ketemu sama Ibu," kata Dedi kepada Akbar, Kamis (5/11/2020) malam.

Menurut Dedi, Akbar keluar dari rumah dengan berjalan kaki dari satu kota ke kota lainnya hanya untuk mencari Ibunya.

Selama itu, Akbar hidup dari memulung barang bekas yang dijualnya kepada pengepul di daerah yang dilaluinya.

"Uang yang didapat dari memulung, selain dipakai makan bareng pemulung lain, sisanya diberikan kepada pemulung lain yang membutuhkan," kata Dedi.

Meski demikian, Akbar tidak pernah lepas dari shalat lima waktu dan mengaji.

Baca juga: Pemulung yang Fotonya Viral Saat Baca Al Quran di Emperan Toko Akan Diangkat Direktur

 

Mimpi Akbar lainnya

Menurut Dedi, selain ingin bertemu dengan Ibunya, Akbar juga punya cita-cita mulia ingin mendirikan pondok pesantren sendiri pada suatu saat nanti.

Dedi pun menanggapi dan berjanji akan membantu Akbar untuk mulai menggapai cita-citanya.

“Sekarang kan dia ngajar ngaji sudah bisa, nanti bisa sambil ngajar ngaji anak-anak kecil, setelah itu saya juga mau datangkan kiai buat ngajar Akbar kitab kuning,” kata Dedi.

Baca juga: Dedi Mulyadi Menangis Saat Telepon Akbar, Pemulung yang Baca Al Quran di Emperan Toko

Selain ilmu agama, Dedi juga akan memfasilitasi Akbar untuk bisa mengambil paket belajar, agar bisa memiliki ijazah dan bisa kuliah di perguruan tinggi.

Dedi menduga Akbar cukup lama mengembara ke Jawa Tengah, meski saat ditanya, Akbar tidak tahu pasti berapa lama.

Sebab, dari logat bicaranya, Akbar sudah kental dengan logat Jawa.

“Iya mau Pak, mau ketemu sama Ibu,” kata Akbar sambil tertunduk menahan tangis.

Baca juga: Kisah Akbar, Remaja Pemulung yang Hidup di Jalan dan Cari Ibunya, Hanya Berbekal Sarung dan Al Quran

 

Siap jadi guru hingga direktur

Akbar mengaku siap menerima ajakan Dedi untuk mengajar ngaji anak-anak sambil belajar mengaji kepada kyai.

Begitu juga dengan tawaran menjadi direktur bank sampah yang ada di kampung Dedi Mulyadi.

Akbar mengatakan bahwa dia tidak akan lagi kembali hidup di jalanan.

Namun, Akbar meminta waktu satu minggu untuk berkumpul bersama ayah dan keluarganya di Garut.

“Saya minta satu minggu untuk kumpul sama keluarga di Garut Pak,” kata Akbar kepada Dedi.

Dalam kesempatan tersebut, Dedi pun menyerahkan bantuan modal sebesar Rp 10 juta kepada Unan, Ayah Akbar yang sehari-hari bekerja sebagai kuli bangunan.

Dedi melihat, Unan sosok Ayah yang sederhana dan rajin.

Selama ini, Unan tidak pernah mematok tarifnya sebagai tukang bangunan.

“Jadi tukang, kadang ada yang bayar Rp 60.000 diterima, sampai paling besar Rp 100.000 sehari,” kata Unan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com