Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Anak-anak dan Istri Saya Bisa Mati Kelaparan"

Kompas.com - 06/11/2020, 06:00 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Perjuangan hidup yang tak mudah dirasakan oleh nelayan di Sikka, NTT bernama Marianus (45).

Setiap hari, pria berperawakan kurus itu harus mendayung perahu kecilnya demi menghidupi istrinya yang cacat serta empat anak mereka.

Bahkan ia kerap pulang dengan tangan kosong lantaran tak satu pun ikan didapatkan.

Sehingga, untuk mengganjal perut anak-anaknya yang lapar, Marianus tak punya pilihan lain selain berutang dari kios ke kios.

"Sering tidak ada uang. Terpaksa harus bon beras di kios milik tetangga. Kalau tidak diizinkan bon terpaksa saya karus dari kios ke kios minta bon," ujar dia.

"Kalau tidak begitu, anak-anak dan istri saya bisa mati kelaparan," lanjut Marianus pilu.

Baca juga: Tak Tahu Fotonya Memulung Sambil Baca Al Quran di Emperan Toko Viral, Akbar: Saya Tahunya dari Polisi

Istri cacat, pendapatan menurun di masa pandemi

Ilustrasi NelayanKOMPAS IMAGES/FIKRIA HIDAYAT Ilustrasi Nelayan
Marianus adalah tulang punggung satu-satunya bagi keluarga.

Sebab, istrinya mengalami kecacatan dan tidak bisa membantunya mencari uang.

Di masa pandemi, mereka pun harus dihadapkan kenyataan bahwa hasil tangkapan ikan Marianus seringkali tak terjual.

Dalam satu hari, Marianus mendapat Rp 20.000 sampai Rp 40.000. Itu pun tidak setiap hari.

Uang itu habis seketika untuk membeli beras dan minyak tanah untuk pelita rumahnya yang belum dialiri listrik.

"Bagaimana mau pasang meteran, beli buku anak sekolah saja tidak bisa. Uang hasil tangkapan saya hanya bisa beli beras," ujar dia lirih.

Baca juga: Cerita Nelayan di Sikka, Penghasilan Menurun Saat Pandemi, Berutang untuk Menyambung Hidup

 

Ilustrasi nelayanKOMPAS/TOTOK WIJAYANTO Ilustrasi nelayan
Semakin tua, tangan tak kuat mendayung

Marianus telah bekerja 10 tahun menjadi seorang nelayan.

Namun, semakin hari usianya menua hingga fisiknya pun kian lemah.

Padahal ia hanya memiliki dua tangan yang digunakan untuk mendayung perahu kecilnya, demi mencari sesuap nasi bagi istri dan anak.

"Karena hanya pakai sampan dan dayung, saya tidak bisa masuk lebih jauh. Tangan tidak kuat mengayuh untuk melewati ombak besar," ujar dia.

Ditambah lagi, Marianus tak memiliki peralatan memancing yang memadai.

Hal itu membuat tangkapan ikannya sedikit bahkan nyaris tanpa hasil.

Marianus berharap, bisa memperbaiki hidup keluarganya suatu saat nanti. Sehingga anak dan istrinya tak lagi kerap menahan lapar.

"Sudah 10 tahun jadi nelayan, tiap hari dayung sampan, saya ingin sekali punya motor laut," ujar dia.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Maumere, Nansianus Taris | Editor: Robertus Belarminus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com