Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Pendaki Diberi Sanksi karena Tinggalkan Rekannya yang Sakit, Petugas: Biar Ada Efek Jera

Kompas.com - 02/11/2020, 13:04 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Aksi tak terpuji dilakukan tujuh orang pendaki Gunung Slamet, yang mendaki melalui jalur Bambangan, Purbalingga, Jawa Tengah.

Pasalnya, disaat ada rekan perempuannya yang sedang sakit bukannya didampingi, tapi malah ditinggal untuk melanjutkan pendakian.

Kepala Pos Pendakian Gunung Slamet via Bambangan, Saiful Amri mengatakan, peristiwa tersebut terjadi pada Jumat (30/10/2020) malam.

Kejadian berawal saat kamp induk menerima laporan adanya salah seorang pendaki wanita yang sakit sekitar pukul 17.30 WIB.

Mendapat laporan itu, Tim SAR langsung dikerahkan untuk melakukan upaya evakuasi.

Baca juga: Tinggalkan Rekan yang Sedang Sakit, 7 Pendaki Disanksi di Gunung Slamet

Setibanya di lokasi, Tim SAR mendapati survivor bernama Elsa Qurratul Aini (19) warga Banyumas tersebut mengalami gejala acute mountain sickness (AMS) saat berada di pos dua.

Namun saat dilakukan evakuasi, tujuh orang rekan korban bukannya melakukan pendampingan malah melanjutkan pendakian hingga ke puncak.

“Begitu ketemu Tim SAR, rombongan korban malah justru melanjutkan pendakian sampai puncak, tidak ada satupun yang mendampingi Tim SAR ke basecamp,” ujarnya.

Diberi sanksi

Mengetahui hal itu, pihaknya setelah berhasil melakukan evakuasi terhadap korban langsung menemui tujuh rekannya yang diketahui sudah berada di puncak tersebut.

Di lokasi itu, mereka langsung disidang dan diberikan sanksi sosial di hadapan para pendaki lainnya.

Baca juga: Pendaki Gunung Lawu Asal Wonogiri Meninggal, Evakuasi Jenazah Memakan Waktu 8 Jam

Pasalnya, tindakan yang mereka lakukan dianggap tidak terpuji dan melanggar tata tertib pendakian.

“Kebersamaan lebih utama dibanding ego semata, puncak tak akan lari dikejar, seharusnya utamakan keselamatan bersama,” tegasnya.

“Kami berikan sanksi sosial, kami bina di basecamp di depan banyak pendaki sebagai contoh sehingga ada efek jera,” pungkasnya.

Penulis : Kontributor Banyumas, M Iqbal Fahmi | Editor : Dony Aprian

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com