Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah di Balik Balita yang Kerap Bilang "Maaf", Orangtua Dipenjara, Trauma Dianiaya Paman dan Bibi

Kompas.com - 27/10/2020, 07:17 WIB
Pythag Kurniati

Editor

Perut mengeras, kelamin membengkak

Yasir mengatakan, akibat penganiayaan tersebut, perut balita itu mengeras dan memerah.

Kemudian, alat kelamin bocah tersebut bengkak.

Hal itu disebabkan paman dan bibi korban kerap memukuli bagian tersebut.

Alasannya, korban kerap buang air di celana.

"Kan bodoh kelakuan itu. Itu yang paling fatal. Ditanya kenapa harus kemaluannya? Katanya karena dia pipis, Pak, biar dia ingat. Waduh bagaimana nanti kalau tak bisa pipis gimana?" kata Yasir menceritakan ketika penyidik bertanya kepada paman dan bibi korban.

Baca juga: Ayah dan Ibu Dipenjara, Tubuh Balita Lebam-lebam, Dianiaya Paman dan Bibinya

Kali pertama diketahui tetangga

IlustrasiShutterstock Ilustrasi
Peristiwa penganiayaan tersebut kali pertama disadari olah para tetangga korban.

Semenjak tinggal dengan paman dan bibinya, balita itu memang jarang keluar dari rumah.

Betapa terkejutnya tetangga ketika melihat balita tersebut keluar rumah dalam kondisi lebam di badan.

"Baru kemarin itu dia keluar, tiba-tiba ke depan halaman tetangganya. Minta minum kehausan. Di situ tetangganya pada melihat kok lebam-lebam gitu," tutur Yasir.

Luka lebam terdapat di bagian tangan, dada, dan wajah balita itu.

Baca juga: Warga Kirimkan Susu untuk Balita Korban Penganiayaan Sadis di Medan

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com