Pandemi Covid-19 menghantam bisnis perhotelan, tak terkecuali yang dikelola oleh warga Manggarai Timur, NTT bernama Kornelis Dola.
Sempat kebingungan lantaran hotel sepi pengunjung, Dola memutar otak untuk tetap memiliki penghasilan.
Ia lalu membuka sebuah kebun sayur di samping rumahnya di Toka, Desa Nanga Labang, Kecamatan Borong, Manggarai Timur.
Dola pun menggerakkan keluarganya untuk bercocok tanam sayuran. Sayur kangkung darat dan sawi yang awalnya ia pilih.
"Kami satu keluarga kerja pagi dan sore. Kasih gembur tanah dan buat bedeng," kata dia.
Ternyata, keuntungan bertanam sayur cukup menggiurkan.
Dalam tempo tiga pekan dengan 18 bedeng, Dola meraup keuntungan Rp 3,6 juta.
"Minggu ketiga itu sudah bisa panen. Tidak sangka banyak yang datang beli langsung di kebun," tutur dia.
Saat ini, di kebun seluas setengah hektar itu ditanami berbagi jenis sayuran seperti sawi bakso, terung, pare, tomat, dan bayam.
"Saya jadi semangat itu karena sudah rasakan hasil panen pertama. Saya tidak pernah berpikir untuk mendapat uang sebanyak itu dari usaha sayur," kata Dola.
Baca juga: Terjadi di Tomohon, 1 Orang Positif Covid-19 Meninggal, Tulari 14 Anggota Keluarganya
Namun, lelaki asal Madiun, Jawa Timur bernama Arnovian Pratikna (24) itu tak menyerah.
Berawal dari hobinya mengoleksi ikan cupang, Arnov sapaan akrabnya berhasil menghasilkan omzet hingga Rp 40 juta selama sebulan di masa pandemi.
Baginya, bisnis ikan cupang cukup berpotensi.
Arnov memberikan contoh satu ekor ikan cupangnya pernah ditawar Rp 7,5 juta.
Ikan cupang bernilai tinggi biasanya adalah ikan yang telah menyentuh ranah kontes atau dilombakan.
"Bahkan ada satu ikan giant (salah satu jenis ikan cupang) ditawar dengan tukar sepeda motor Honda Beat tahun 2014 plus Rp 5 juta," kata Arnov.
Di masa pandemi, rupanya ikan cupang makin digemari dan dicari.
Bagi kolektor, memelihara ikan cupang menjadi hiburan tersendiri.
Peluang itu ditangkap oleh Arnov. Lulusan D3 Komunikasi UNS tersebut kini memiliki ribuan ekor ikan cupang dari usaha budidayanya.
Ikan-ikan itu dikembangbiakkan di lahan rumah. Untuk penjualan, Arnov melakukan melalui media sosial dan dibantu oleh rekan-rekannya.
Baca juga: Awalnya Iseng Koleksi Ikan Cupang Saat Pandemi, Pemuda Ini Raup Omzet Rp 40 Juta Per Bulan