Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

630 Kasus DBD di Mataram Sepanjang 2020, 2 di Antaranya Meninggal

Kompas.com - 15/10/2020, 21:47 WIB
Dheri Agriesta

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mencatat peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) pada 2020 dibandingkan tahun sebelumnya.

Sepanjang 2020, terdapat 630 kasus DBD, dua di antaranya meninggal.

"Sebanyak 630 kasus DBD tersebut adalah angka kumulasi sejak Januari 2020 sampai akhir September 2020, dan itu khusus untuk mereka dinyatakan positif DBD berdasarkan hasil uji labolatorium," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram Usman Hadi di Mataram seperti dikutip dari Antara, Kamis (15/10/2020).

Selain itu, terdapat 251 orang yang diduga suspek dan menyerupai penderita DBD.

Kasus DBD ini meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya, termasuk angka kematian. Pada 2019, hanya satu penderita DBD yang meninggal.

Baca juga: Video Viral Sepasang Remaja Mesum di Taman Kota, Ini yang Dilakukan Pemkab Ponorogo

"Meskipun angka kematian tahun ini mencapai dua orang, namun DBD di Mataram belum termasuk kasus luar biasa (KLB)," katanya.

Menurut Usman, penyebab dua pasien anak yang meninggal itu karena telat ditangani. Selain itu, pasien yang meninggal itu memiliki penyakit bawaan.

"Pasien yang telat ditangani ini, karena anak tersebut telat dibawa ke fasilitas kesehatan dengan alasan takut Covid-19," katanya.

Dipicu pandemi Covid-19

Usman menyebukan, pandemi Covid-19 menjadi salah satu penyebab peningkatan kasus DBD di Kota Mataram.

Karena pandemi, kegiatan sosialisasi pemberantasan sarang nyamuk dan pemantauan jentik oleh para kader tak bisa dilakukan.

"Selama lockdown pandemi Covid-19, sebagian besar kader tidak berani keluar rumah," katanya.

Sementara itu, kegiatan pengasapan (fogging) fokus dilakukan di sejumlah kelurahaan yang ditemukan kasus DBD.

Baca juga: Cerita Warga di Malang, Tumbuhkan Kebiasaan Cuci Tangan untuk Cegah Covid-19

"Kalau pengasapan hanya mampu membunuh nyamuk dewasa, sedangkan jentiknya akan tetap berkembang biak. Karena itu PSN harus terus digencarkan," ujarnya.

Usman berharap, setiap rumah memiliki satu juru pemantau jentik (jumantik) untuk menekan kasus DBD di Kota Mataram.

"Peran serta jumantik dalam keluarga menggerakkan anggota keluarganya melakukan upaya pembersihan dan penerapan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) sangat penting dalam upaya menekan kasus DBD di kota ini," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com