Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

12 Orang Meninggal Dunia, Kasus DBD di Jambi Meningkat

Kompas.com - 21/08/2020, 11:28 WIB
Suwandi,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi


JAMBI, KOMPAS.com - Korban meninggal dunia karena demam berdarah dengue (DBD) di Jambi mencapai 12 orang sepanjang 2020.

Pemberantasan nyamuk penyebab DBD mengalami kendala di masa pandemi Covid-19, terutama saat harus tetap mengikuti protokol kesehatan dan tidak menimbulkan kerumunan.

"Kasus kematian tahun ini cukup tinggi, yakni 12 orang," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Jambi Eva Susanti saat dihubungi Kompas.com, Jumat (21/8/2020).

Baca juga: Mengungkap Jalur Sutra dan Bisnis Gelap Burung Kicau di Sumatera

Eva mengatakan, jumlah kasus DBD sepanjang periode Januari - Agustus 2020 berjumlah 1.740 kasus.

Jumlah ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang berjumlah 1.417 kasus pada periode yang sama.

Tingginya kasus DBD ditopang oleh beberapa daerah yang mengalami peningkatan kasus.

Eva menyebut, hanya tiga kabupaten yang tidak mengalami peningkatan kasus, yakni Tanjab Timur, Bungo dan Merangin.

Sisanya sebanyak 11 kabupaten/kota menunjukkan tren peningkatan kasus DBD.

"Kenaikan kasus DBD memang disebabkan wabah sedang tinggi. Sementara fokus petugas terpecah dan terkonsentrasi pada penanganan Covid-19," kata Eva.

Baca juga: Pisang Ajaib, Berbuah 12 Tandan hingga Tanpa Daun dan Batang

Meski demikian, Eva mengatakan, Dinkes Provinsi Jambi tetap bekerja maksimal untuk menanggulangi kasus DBD maupun Covid-19.

Langkah yang dilakukan dengan penyelidikan epidemiologi. Selanjutnya memberdayakan gerakan satu rumah satu jumantik.

Relawan ini yang kemudian bertugas menemukan dan membasmi jentik nyamuk, terutama yang membawa demam berdarah.

"Ada kendala untuk pembagian serbuk pembasmi jentik, karena pembatasan sosial itu," kata Eva.

Meski demikian, Dinkes tetap melakukan pemberantasan sarang nyamuk di lingkungan rumah tangga, institusi dan tempat-tempat fasilitas umum lainnya.

Tindakan fogging (pengasapan) tetap dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah Covid-19.

"Kita harap masyarakat dapat bersama-sama memberantas jentik nyamuk. Misalkan diagendakan seminggu sekali, baik ada kasus maupun tidak," kata Eva.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com