Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ambulans Dilempari Warga, Tolak Jenazah Pasien Reaktif Dimakamkan Protokol Covid-19

Kompas.com - 05/10/2020, 18:28 WIB
Ahmad Faisol,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Beredar video di media sosial sejumlah warga melempari mobil ambulans yang mengangkut jenazah pasien reaktif Covid-19.

Sejumlah warga berteriak histeris dan menjerit-jerit. Karena terus dilempari oleh warga yang marah, mobil tersebut mundur perlahan dan pergi dari lokasi.

Video itu lalu menyebar di Facebook dan grup WhatsApp.

Kejadian itu di Desa Gunggungan Lor, Kecamatan Pakuniran, Kabupaten Probolinggo, Minggu (4/9/2020).

Baca juga: Video Viral Polisi di Pasuruan dan Tulungagung Joget Dangdut Saat Pandemi Corona, Bakal Disanksi?

Koordinator Pengamanan dan Penegakan Hukum Satgas Penanganan Covid-19 Ugas Irwanto mengatakan, mobil ambulans itu membawa jenazah M (70) ke rumah duka.

M sebelumnya sakit sesak napas dan dibawa ke Rumah Sakit Rizani Kecalatan Paiton, pada Sabtu (3/10/2020).

Saat masuk ke rumah sakit, lanjut Ugas, M menjalani rapid test dan hasilnya reaktif.

Pihak RS lalu melakukan tes swab, tapi M meninggal sebelum hasil tes swab keluar.

Ugas menambahkan, tim medis rumah sakit memberlakukan pemulasaraan dan pemakaman menggunakan protokol Covid-19.

Keluarga M juga setuju untuk dimakaman sesuai protokol.

Jenazah M lalu diantar ke rumah duka. Ternyata, keluarga dan para warga menolak dimakamkan secara protokol Covid-19.

Warga kemudian merebut peti jenazah dan mengeluarkannya dari peti. Kemudian dishalati dan dimakamkan secara biasa.

Baca juga: Bali Masuk Musim Hujan, Warga Diminta Waspada Banjir hingga Pohon Tumbang

Tak hanya menolak pemakaman M secara protokol Covid-19 itu, sejumlah warga juga mengusir dan melempar mobil ambulans dengan batu dan kayu.

"Peristiwa itu sangat disayangkan karena di saat pihak keluarga sudah menerima proses pemulasaran dengan protokol kesehatan, ternyata setelah di rumah duka berubah pikiran dan cenderung anarkis. Kami tunggu saja hasil swabnya keluar, baru kami bisa mengambil langkah berikutnya," kata Ugas, saat dihubungi Kompas.com, Senin (5/9/2020).

Ugas menegaskan, pihaknya berencana memproses kejadian itu secara hukum jika hasil tes swab M keluar dan hasilnya positif. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com