Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Bayi Lobster Turun Drastis gara-gara Ulah Pengepul, Nelayan Tasikmalaya Protes

Kompas.com - 30/09/2020, 07:13 WIB
Irwan Nugraha,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

 

Harus ada HET bayi lobster

Para nelayan pun dengan kondisi ini menuntut pemerintah untuk mengeluarkan harga eceran tertinggi (HET) bayi lobster per ekornya.

Sehingga, ulah oknum pengepul nakal tak bisa lagi semena-mena menentukan harga tanpa didasari pertimbangan biaya operasional melaut nelayan.

"Kalau terus seperti ini tak ada regulasi HET, nelayan tidak akan sejahtera dan akan terus merugi. Karena jika tak ada standar harga resmi, para pengepul ngemplang pajak itu akan seenaknya saja menentukan harga murah," kata dia.

Selama ini, tambah Dedi, pihaknya mendapatkan informasi bahwa oknum pengepul itu menjual lagi ke perusahaan untuk diekspor bayi lobster itu ke Vietnam dan Filipina.

Jika terus dengan kondisi ini, para nelayan pun terpaksa akan beralih lagi menangkap ikan biasa supaya bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.

"Anjloknya harga bayi lobster membuat para nelayan tak bisa apa-apa. Kami mohon perhatian instansi terkait yang memihak kepada nelayan," pungkasnya.

Nelayan protes

Sementara itu, Kepala Bidang Pertanian, Pangan dan Perikanan Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Tasikmalaya, Rita Setiawati, membenarkan hampir selama dua pekan terakhir para nelayan di pesisir Selatan Tasikmalaya tak semangat lagi melaut menangkap bayi lobster karena turunnya harga.

Mereka pun mempertanyakan kepastian regulasi harga jual bayi lobster yang memihak kepada nelayan.

"Soalnya, selama ini nelayan langsung berhubungan dengan para pengepul dan pengusaha. Jika ada regulasinya dari pemerintah tentunya akan sangat membela kesejahteraan para nelayan," singkat Rita. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com