Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/09/2020, 05:33 WIB
Kontributor Bulukumba, Nurwahidah,
Khairina

Tim Redaksi

BULUKUMBA, KOMPAS.com - Tepu (40) warga Lingkungan Kampung Nipa, Kelurahan Bentengnge, Kecamatan Ujung Bulu, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, hanya bisa terbaring di kasur selama hampir 25 tahun terakhir. 

Tepu kesulitan beraktivitas. Ketika untuk sekedar membalikkan badannya juga begitu sulit.

Bagian perut hingga ke ujung jari-jari kaki kaku seperti kayu. Bahkan paha dan betis mengecil, yang menonjol hanya tulang.

Derita Tepu berawal ketika ia berusia 15 tahun. Kala itu dirinya menemani orang tua di kebun, tepatnya di Kabupaten Jeneponto.

"Waktu itu saya pergi kencing di bawa pohon kayu. Dan beberapa hari kemudian tubuh saya kaku tidak bisa digerakkan sampai sekarang," kata Tepu, saat ditemui Kompas.com, Selasa (29/9/2020).

Baca juga: Anak Buruh Cuci Alami Pengeriputan Otak, Seluruh Tubuh Kaku Tak Bisa Bergerak

Setelah itu, Tepu dan ibunya Manna (80) kembali ke Bulukumba. Namun cobaan tak sampai di situ, Manna mengalami kelumpuhan karena jatuh dari motor.

Kini keduanya tinggal di gubuk kecil yang berdinding seng. Jika ingin mandi dan buang air besar Tepu berguling ke lubang tepat di dalam kamar.

Saat didatangi Kompas.com, Tepu hanya terbaring lemah di atas kasur merah, tubuhnya hanya ditutupi sarung warna coklat. Sementara Manna duduk di dekatnya.

Tepu menceritakan, selama sakit, ia tidak pernah berobat karena kendala dengan biaya.

Setiap hari, Tepu dan Manna hanya bergantung kepada menantu Manna, Saiyya (45) mulai dari memberi makan hingga membersihkan mencucikan pakaian. Saiyya adalah istri Kulle, anak Manna.

Saiyya mengatakan selama tujuh tahun hanya bekerja sebagai buruh tukang cuci keliling. Dia hanya digaji Rp 35 ribu per bulan.

Sesekali dirinya pergi membantu panen rumput laut, upah diterima hanya Rp 15 ribu. Uang itulah digunakan Saiyya untuk memenuhi kebutuhan sehari -hari.

Namun pada tahun 2018, Saiyya berhenti jadi buruh cuci keliling, sebab tangannya gatal dan membengkak.

Jika tak ada beras, mereka terpaksa puasa apalagi tetangga rumahnya tak ada yang peduli.

Saiyya mengaku pernah dapat bantuan beras dari pemerintah tapi itu hanya sekali.

Ia berharap agar pemerintah benar-benar peduli kepada warganya yang tidak mampu.

"Semoga pemerintah bisa melirik kami yang memang benar-benar susah, untuk biaya berobat saja tidak ada, apalagi membeli beras," tuturnya.

Baca juga: Lumpuh gara-gara Minum Boba, Ini Kisah Penderita Diabetes dan Penjelasan Dokter

Dihubungi terpisah Lurah Bentengnge Muhammad Kasim mengaku memang Tepu sudah lama sakit bersama ibunya.

"Pernah ada bantuan tahun 2019 dari Dinas Sosial seperti beras dan susu kepada Tepu tapi itu hanya sekali," tuturnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com