Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinkes Boyolali Catat Penambahan 6 Klaster Baru Penularan Covid-19

Kompas.com - 29/09/2020, 16:22 WIB
Labib Zamani,
Dony Aprian

Tim Redaksi

BOYOLALI, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, mencatat ada penambahan enam klaster baru penularan Covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali Ratri S Survivalina menyebutkan, enam klaster baru itu antara lain klaster dari pasien WSM Ketitang ada dua orang, klaster pasien MRY Polisen ada dua orang, pasien WRO Mojo ada dua orang.

Kemudian, Klinik Milla Husada empat orang, pasien ESW Kemiri ada empat orang dan tenaga kesehatan Puskesmas Karanggede ada 10 orang.

"Klaster baru ini masih kecil-kecil. Jumlah yang tertular itu tidak terlalu banyak," kata Ratri di Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (29/9/2020).

Baca juga: Ada 10 Klaster Penyebaran Covid-19 di Boyolali

Dia menambahkan, untuk klaster dengan jumlah tertular banyak masih didominasi oleh kasus yang lama.

Klaster kasus lama itu antara lain, klaster petugas Bawaslu, petugas lapangan, pasien SUG dari Desa Gunung, klaster BMT, klaster Pasar Peterongan, klaster Jakarta, klaster lamaran, Nakes, dan Mreti Desa.

"Kita sudah melakukan pemeriksaan screening swab sebanyak 9.088 orang. Dari jumlah itu yang masih menunggu hasil ada 437 orang. Positif 858 sisanya 7.793 orang hasilnya negatif. Positivity rate di Boyolali sebesar 9,4 persen," kata dia.

Pihaknya meminta masyarakat tidak mengembangkan stigma berlebihan terhadap penderita pasien Covid-19.

Baca juga: Disorot Ganjar soal Kenaikan Kasus Covid-19, Ini Tanggapan Dinkes Boyolali

Pasalnya, berdasarkan data yang ada lebih dari 80 persen kasus Covid-19 tanpa gejala (OTG) dan akan sembuh sempurna.

"Jangan memberikan stigma negatif pasien Covid-19 karena penyakit ini merupakan penyakit yang angka kesembuhannya cukup baik," terang dia.

Karena itu, dia berharap masyarakat untuk lebih disiplin menerapkan

Ratri mengatakan, bagi pasien yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta untuk lebih ekstra menjaga kondisi kesehataan dan menerapkan protokol kesehatan ketat.

"Masyarakat yang mempunyai komorbid kita harapkan menerapkan penjagaan kesehatan dan menerapkan protokol kesehatan ketat," ungkap Ratri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com