KOMPAS.com - Mengaku belum menerima uang pembebasan tanah untuk lahan Sirkuit MotoGP, sejumlah warga di Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB), menggelar protes, Minggu (13/9/2020).
Salah satunya Masrup (60) yang mengaku tanah miliknya seluas 1,6 hektar belum dibayar pihak Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC).
Aksi Masrup itu terjadi saat hari ketiga pembebasan lahan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
“Kami dijaga oleh banyak polisi. Saya pengin menghentikan alat berat itu, tapi kita tidak bisa karena banyak mereka,” tutur Masrup dalam bahasa Sasak.
Baca juga: “Saya Setuju-setuju Saja Ada MotoGP, tapi Tanah Ini Selesai Dulu, ITDC Harus Bayar”
Masrup merasa kecewa. Dirinya mengaku telah bertahun-tahun tinggal di kawasan itu dan bertahan hidup dengan berkebun di lahan itu.
“Saya sudah puluhan tahun di sini, dulu masih hutan. Saya cari makan bersama anak istri, saya di sini tanam padi, ubi, sayur. Kalau saya digusur, saya cari makan lewat mana?” kata Masrup.
Namun, Masrun hanya bisa pasrah saat alat berat meratakan lahan yang dia klaim sebagai warisan kedua orangtuanya.
Hal senada juga diungkapkan salah satu anak Masrup, Siti Aminah (30).
Keluarganya tidak menolak pembangunan sirkuit, tetapi dirinya berharap apa yang menjadi hak mereka diberikan.
“Saya setuju-setuju saja ada MotoGP, tapi tanah ini harus selesai terlebih dahulu, ITDC harus bayar,” kata Siti.
Baca juga: Ini Dia Sepeda Listrik Asal NTB yang Mendunia, Ingin Dipamerkan Saat MotoGP Mandalika
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.