Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terdampar di Aceh, 2 Warga Rohingya Meninggal dan 3 Orang Dirawat karena Sesak Napas

Kompas.com - 11/09/2020, 09:09 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sebanyak dua dari hampir 300 orang Rohingya yang mendarat di Aceh meninggal dunia.

Berdasarkan keterangan Jalaluddin selaku humas RSU Cut Meutia di Kota Lhokseumawe, Aceh, seorang pria Rohingya mengembuskan napas terakhir pada Kamis (10/09) pagi.

"Mendiang berusia 22 tahun, meninggal dunia pukul 07.15 WIB setelah dirawat selama satu malam dengan keluhan sesak napas dan hernia," kata Jalaluddin kepada BBC News Indonesia.

Baca juga: Indonesia Minta AICHR Beri Perhatian ke Pengungsi Rohingya

Mendiang adalah individu kedua yang meninggal dunia sejak rombongan 297 orang Rohingya mendarat pada Senin (7/9/2020) dini hari.

Pada Rabu (9/9/2020), seorang perempuan Rohingya berusia 21 tahun tutup usia.

Menurut Jalaluddin, pihaknya belum sempat melakukan tes virus corona terhadap keduanya.

"Rencananya hari ini kami hendak melakukan tes swab, tapi yang bersangkutan sudah lebih dulu meninggal dunia."

Baca juga: 2 Hari Setelah Terdampar di Aceh, 2 Warga Rohingya Meninggal

Selain dua orang meninggal dunia, terdapat tiga orang Rohingya lain yang masih menjalani perawatan di RSU Cut Meutia dengan keluhan sesak napas.

"Ada empat dirawat. Satu sudah dipulangkan, mengidap dehidrasi ringan. Yang dirawat tinggal tiga orang lagi. Mereka keluhannya sesak napas. Siang ini direncanakan melakukan tes swab," kata Jalaluddin.

Indonesia mendesak Myanmar selesaikan akar permasalahan

Sejumlah imigran etnis Rohingya beristirahat di pesisir Pantai Ujong Blang, Lhokseumawe, Aceh, Senin (7/9/2020). Sebanyak 297 imigran etnis Rohingya, dengan rincian 181 perempuan, 102 orang laki-laki, dan 14 orang anak-anak, terdampar ke perairan Aceh sekita pukul 00.30 WIB pada Senin dini hari.ANTARA FOTO/RAHMAD Sejumlah imigran etnis Rohingya beristirahat di pesisir Pantai Ujong Blang, Lhokseumawe, Aceh, Senin (7/9/2020). Sebanyak 297 imigran etnis Rohingya, dengan rincian 181 perempuan, 102 orang laki-laki, dan 14 orang anak-anak, terdampar ke perairan Aceh sekita pukul 00.30 WIB pada Senin dini hari.
Sementara itu, pada hari pertama rangkaian pertemuan para menteri luar negeri negara-negara anggota ASEAN (AMM) Rabu (9/9/2020), Menlu Indonesia Retno Marsudi mengatakan RI mengangkat isu Rohingya.

Topik tersebut dikemukakan setelah Indonesia menerima dua kali rombongan orang Rohingya di Aceh pada 24 Juni dan 7 September.

"Apa yang dilakukan Indonesia tentunya didasarkan pertimbangan kemanusiaan untuk menampung mereka secara temporer atau sementara. Namun demikian, Indonesia menekankan bahwa akar permasalahan atau core issue dari situasi ini harus diselesaikan.

Baca juga: Pertemuan ASEAN, Menlu Desak Myanmar Selesaikan Akar Konflik Etnis Rohingya

"Oleh karena itu, Indonesia mendesak agar Myanmar, dengan bantuan negara ASEAN, dapat menyelesaikan core issue dengan tujuan agar repatriasi dapat dilakukan secara sukarela, aman dan bemanfaat," papar Menlu Retno Marsudi.

Selain itu, tambah Retno, Indonesia menekankan pentingnya kerja sama untuk melawan kejahatan lintas batas, termasuk penyelundupan manusia.

"Karena diduga saudara-saudara kita ini juga merupakan korban dari kejahatan lintas batas," tukas Retno.

Baca juga: Sehari Terdampar di Aceh, Satu Imigran Rohingya Meninggal karena Sesak Napas

Pernyataan Retno sejalan dengan perkiraan organisasi non-pemerintah Arakan Project, yang berbasis di Thailand dan telah lama fokus meneliti soal komunitas Rohingya.

Arakan Project mewanti-wanti akan ada lagi arus kedatangan orang Rohingya tahun ini yang didalangi jaringan penyelundup manusia.

Bahkan, LSM itu meyakini kapal-kapal komunitas Rohingya akan bertolak dalam beberapa bulan ke depan, terutama di musim puncak yang biasanya jatuh pada "akhir Oktober atau November."

Dalam penjelasan kepada BBC News Indonesia, juru bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah, mengatakan pemerintah Indonesia akan menggolongkan 297 orang Rohingya sebagai migran ilegal sesuai ketentuan imigrasi.

Baca juga: Amnesty Desak Pemerintah Penuhi Kebutuhan 297 Pengungsi Rohingya yang Terdampar di Aceh

Sejumlah imigran etnis Rohingya asal Myanmar tiba di Lhokseumawe, Aceh, Senin (7/9/2020). Sebanyak 297 imigran etnis Rohingya, dengan rincian 181 perempuan, 102 orang laki-laki, dan 14 orang anak-anak, terdampar ke perairan Aceh sekita pukul 00.30 WIB pada Senin dini hari.AFP/RAHMAT MIRZA Sejumlah imigran etnis Rohingya asal Myanmar tiba di Lhokseumawe, Aceh, Senin (7/9/2020). Sebanyak 297 imigran etnis Rohingya, dengan rincian 181 perempuan, 102 orang laki-laki, dan 14 orang anak-anak, terdampar ke perairan Aceh sekita pukul 00.30 WIB pada Senin dini hari.
"Mereka mengakui bahwa sebagian dari mereka sudah terdaftar sebagai pengungsi dari UNHCR di Bangladesh, namun masalah ini akan diverifikasi karena dari status mereka, masuk ke Indonesia secara ilegal, maka diberlakukan ketentuan imigrasi Indonesia sekarang," ujar Faizasyah, Senin (7/9/2020).

Verifikasi status mereka sebagai pengungsi yang terdaftar di Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR) akan dilakukan bersama dengan UNHCR Indonesia, kata Faizasyah.

"Kita bukan negara yang [meratifikasi] pada Konvensi Pengungsi [1951]. Sekarang statusnya mereka adalah illegal migrant karena masuk ke Indonesia tanpa dokumen keimigrasian, lalu akan diverifikasi klaim mereka, apakah mereka punya status pengungsi dari UNHCR Bangladesh, itu kewenangan UNHCR.

Baca juga: 297 Rohingya yang Kembali Terdampar di Aceh Dipindah ke BLK Lhokseumawe

"Namun dari sisi pemerintah Indonesia yang paling pokok adalah memberikan bantuan logistik dan memastikan kondisi mereka baik dan sehat," jelasnya.

Hal senada disampaikan oleh Ann Mayman, perwakilan UNHCR di Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com