Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Karawang Terpaksa Beli Pupuk Non-subsidi, Biaya Produksi Naik 3 Kali Lipat

Kompas.com - 07/09/2020, 13:11 WIB
Farida Farhan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

 

Kuota pupuk subsidi

Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Karawang Indriyani menyayangkan soal pengurangan kuota pupuk bersubsidi oleh pemerintah, khususnya untuk Karawang.

Indri meminta Pemerintah Daerah turut andil menyelesaikan persoalan kelangkaan pupuk bersubsidi ini.

"Kalau masalahnya pengurangan kuota karena keterbatasan anggaran akibat Covid-19, saya harap pemerintah daerah ikut andil memecahkan masalah ini," kata Indri melalui telepon.

Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Pertanian Dinas Pertanian Karawang Entoh Hendra Permana mengaku menyadari keresahan petani soal kelangkaan pupuk bersubsidi saat ini. Sebab, pupuk merupakan kebutuhan dasar bagi petani untuk melakukan kegiatan tanam, selain air. Apalagi kegiatan tanam tidak bisa ditunda.

"Kita menyadari kalau kami dibuli gara-gara pupuk. Namun kami tetap berupaya," kata dia.

Entoh mengatakan hingga Aguatus 2020 Karawang minus pupuk bersubsidi sebesar 838 ton. Sebab, dari kebutuhan pupuk bersubsidi sebesar 52.000 ton atau berdasarkan RDKK 56.000 ton, Karawang hanya mendapat kuota 38.000 ton.

"Pengurangan kuota pupuk bersubsidi itu ketentuan pemerintah," ujar Entoh ditemui di kantornya, Senin (7/9/2020)

Kuota tersebut diperuntukkan bagi 66.000 petani pemilik dan penggarap yang luas sawahnya dua hektar ke bawah. Di Karawang ke seluruhannya sudah tergabung dalam kelompok tani (poktan).

Akibat pengurangan kuota itu, kata Entoh, pupuk bersubsidi di Karawang langka. Sementara untuk pupuk non subsidi masih normal. Yang membedakan dari keduanya adalah harga.

Harga pupuk subsidi sekitar Rp 180.000 per kuintal, sementara non subsidi Rp 380.000 hingga Rp 440.000 per kuintal.

"Harga pupuk subsidi sudah ditentutan. Jadi kalau ada yang harganya mahal (Rp 380.000 hingga Rp 440.000 per kuintal). Itu pupuk non subdidi," ucapnya.

Selain karena pengurangan kuota, pupuk bersubsidi sulit didapat lantaran adanya edaran dari Kementerian Pertanian perihal percepatan tanam secara serentak. Sehingga, jadwal tanam beberapa sawah maju dan berbarengan dengan yang lain.

"Kebutuhan sampai Desember (2020) 11.000 sampai 12.000 ton," ucapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com