Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Legenda di Balik Lumpur Kesongo yang Telan 17 Ekor Kerbau, Kisah Ular Raksasa Jaka Linglung

Kompas.com - 01/09/2020, 10:05 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Khairina

Tim Redaksi

Sementara itu, pemerhati sejarah Kabupaten Blora, Eko Arifianto (43) menyebut ada versi lain yang mencatat kisah Kesongo, salah satunya tertulis di buku Babat Kanung, sejarah perjalanan orang Jawa 230 SM-1292 M.

Diceritakan, dahulu pada tahun 725 Masehi ada tokoh yang bijaksana berasal dari Medang Kamulyan, Teluk Lusi Blora. Pemuda tampan dan berkarisma tersebut bernama Hang Sanjaya 

"Masih garis keturunan Datsu Dewi Simaha," kata Eko. 

Sanjaya adalah anak dari pasangan Sanaha dan Saladu. Ia dilahirkan di Sucen, Doplang atau sekarang dikenal Kecamatan Jati, Blora, Jawa Tengah atau dahulu disebut Medang Pakuwon pada akhir abad ke-7 Masehi.

 Pada waktu itu pamannya yakni bernama Sana baru saja diangkat menjadi datu di Galuh Kerajaan Tarunanegara. Namun tak selang berapa lama, Sana meninggal secara tiba-tiba.

 "Sana meninggal dunia akibat diracun oleh konspirasi yang terjadi di Istana Galuh karena perebutan kekuasaan," jelas Eko.

Pangeran dari Kerajaan Tarumanegara ini ingin merebut tahta dari tangan Sana, lalu ia dibantu istrinya berhasil meracun Sana.

Mayat Sana oleh para pengikutnya dibalsam agar tidak menimbulkan bau tidak sedap. Kemudian mayatnya dibawa pulang ke kampung halamannya di Sucen, Doplang, Medang Pakuwon, Blora.

"Jenazahnya diantar oleh sembilan orang pengawalnya dan seorang pekathik atau pelayannya yang bertugas memelihara kuda," Ungkapnya. 

Namun sesampai di Medang Pakuwon, kakak perempuan Sana yang bernama Sanaha menjadi murka dan memerintahkan 9 orang pengawalnya dibunuh karena dianggap tidak mampu melindungi keselamatan adiknya.

Hanya satu orang yang dibiarkan tetap hidup yakni seorang pemelihara kuda yang dianggap orang kecil dan tidak tahu duduk perkaranya.

"Dari situ muncul kisah cerita tutur tentang Kesongo, yaitu matinya sembilan orang yang tragis dan dramatis," jelasnya. 

Baca juga: Lokasi Bekas Semburan Lumpur di Blora Jadi Ajang Swafoto, Ini Kata Polisi

Tempat 9 orang pembantu Sana dibunuh sekarang dinamakan Kesongo, yang sekarang oleh warga disebut Oro - Oro Kesongo, di Desa Gabus, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora. Tempat terbunuhnya 9 orang sekarang berupa hamparan dataran rendah dengan tanah berlumpur. 

"Di tempat itu ada tanah berlumpur yang sering menyemburkan lumpur yang disertai gas belerang yang menyebabkan banyak burung dan hewan mati karena keracunan. Akibat semburan lumpur dengan bau gas belerang itu banyak hewan mati dan penduduk tidak perlu susah-susah berburu mencari makanan," terang Eko.

Pada tahun 416 M, Keraton Medang Kamulyan di hilir sungai Lusi Blora sudah padat penduduknya. Sebagian penduduk berpindah ke arah barat daya menyusuri Sungai Lusi hingga mencapai hutan jati di wilayah Blora Selatan.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com