Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

50 Praktik Adopsi Anak Terjadi di Kulon Progo dalam Setahun

Kompas.com - 25/08/2020, 11:42 WIB
Dani Julius Zebua,
Dony Aprian

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com - Dinas Sosial Kulon Progo mencatat ada sekitar 50 praktik adopsi anak secara sah yang dilakukan pasangan suami istri (pasutri) dalam satu tahun terakhir.

"Kalau setiap bulan bisa sekitar empat adopsi di Kulon Progo. Bisa (sampai 50 adopsi satu tahun)," kata Kepala Seksi Rehabilitasi Dinas Sosial Kulo Progo Wahyu Budiarto kepada wartawan, Selasa (25/8/2020).

Anak yang diadopsi memiliki latar belakang beragam di Kulon Progo.

Terbanyak karena persoalan ekonomi keluarga kandung si anak.

Baca juga: Polisi Bongkar Praktik Adopsi Bayi Ilegal via Facebook di Yogya, Dijual Rp 20 Juta, Libatkan Oknum Bidan

Dikatakan Wahyu, pasutri yang ingin mengadopsi anak karena sulitnya mendapatkan keturunan.

Adopsi mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak.

Salah satu penjelasan dalam PP itu tentang jenis pengangkatan anak antar Warga Negara Indonesia.

Dalam pengangkatan anak antar WNI itu ada beberapa jalur adopsi, yakni melalui lembaga, jalur menurut hukum adat atau kebiasaan, adopsi jalur privat, dan dilakukan orangtua tunggal.

Wahyu mengungkapkan, adopsi anak di Kulon Progo yang berlangsung selama ini melalui jalur privat.

Cara tersebut mereka anggap lebih cepat dibandingkan yang lain.

Adopsi jalur privat dilakukan antara calon orangtua angkat langsung dengan orangtua kandung atau wali atau kerabat.

Baca juga: Banyak Pihak Ingin Adopsi Anak-anak dari Pasutri yang Tewas Digigit Ular

Mekanisme awal yang harus dilalui yakni pengurusan rekomendasi di Dinsos Kulon Progo.

“Kami menerbitkan rekomendasi lantas akan dikirim ke dinsos provinsi, terus berproses hingga nanti ada keputusan sidang pengadilan,” kata Wahyu.

Sebenarnya banyak orang memilih adopsi jalur lembaga.

Wahyu menceritakan, adopsi ini biasanya lewat yayasan atau panti asuhan yang ditunjuk pemerintah.

Antrean yang sangat banyak itu, kata Wahyu, membuat pasutri yang ingin mengadopsi anak harus menunggu lama.

“Mereka yang masuk daftar tunggu itu ada dari banyak daerah, misal daftar tunggu di yayasan Yogya itu tidak hanya dari Jawa tapi ada yang dari Kalimantan dan banyak dari daerah,” katanya.

Karenanya, jalur privat dianggap lebih cepat dan tidak perlu terlalu lama menunggu.

Wahyu mengaku cukup banyak yang datang untuk konsultasi dan mencari informasi untuk adopsi anak.

“Banyak yang mencari dan orang konsultasi. Calon orangtua banyak juga yang tanya, paling tidak dua kasus orang konsultasi ada setiap bulan,” kata Wahyu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com