Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Pihak Ingin Adopsi Anak-anak dari Pasutri yang Tewas Digigit Ular

Kompas.com - 21/10/2019, 13:32 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Farid Assifa

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com – Heri Misbahudin (17), remaja asal Cianjur, Jawa Barat, kini harus hidup sebatang kara bersama ketiga adiknya, Riki Ariansyah (8), Rani Nafisa  (5), dan Ramdan Fadilah (2).

Mereka menjadi yatim piatu setelah ibu mereka, Nuryani (35), meninggal dunia Sabtu (12/10/2019) lalu. Sedangkan sang ayah, Maksum (45) meninggal sekiar 1,5 tahun lalu.

Tragisnya orangtua mereka meninggal diduga akibat digigit ular berbisa.

Saat ini, mereka tinggal di rumah Nuryati (58). Nuryati sendiri adalah bibi dari Nuryani, ibu empat anak yatim piatu tersebut.

Baca juga: Cerita di Balik Pasutri yang Tewas Digigit Ular, Remaja 17 Tahun Jadi Tulang Punggung Adik-adiknya

Nuryati menyebutkan, sejak keponakannya meninggal dunia pekan lalu, banyak pihak yang mendatangi rumahnya untuk mengadopsi anak-anak yatim piatu tersebut.

“Ada beberapa yang datang ke sini ingin adopsi, terutama yang bungsu dan yang masih TK,” ucapnya saat ditemui Kompas.com di rumahnya di Pasir Kampung, RT 002/004, Desa Sukatani, Kecamatan Pacet, Cianjur, Jumat (18/10/2019).

Selain perseorangan, sebut Nuryati, beberapa lembaga dan yayasan juga pernah datang bermaksud untuk menjadi orangtua angkat dan asuh.

“Tapi saya tidak berikan karena wasiat ibunya minta anak-anak ini harus sama saya, tidak boleh dikemana-manakan,” ujarnya.

Pasalnya, kata Nuryati, sebelum meninggal, Nuryani berwasiat agar Nuryati bersedia mengurusi anak-anaknya.

“Bibi katanya, kalau saya meninggal tolong jaga anak-anak, jangan dikasih ke yang lain, bibi urus saja,” ucapnya menirukan pesan korban.

Nuryati tak menyangka permintaan keponakannya itu ternyata yang terakhir karena berselang sehari kemudian Nuryani meninggal dunia.

“Waktu itu dia sedang tidur di lantai rumahnya, lalu mengeluh jari kelingkingnya sakit ada yang gigit. Dia juga bilang melihat ular di rumahnya saat kejadian itu,” katanya.

Nuryati menyebutkan, selama ini, hanya ia satu-satunya kerabat korban yang terdekat setelah orangtua keponakannya itu meninggal dunia beberapa tahun silam.

"Ibu-bapaknya sudah meninggal lama. Kalau saudaranya masih ada, tapi jauh dari sini, di Cikalongkulon, Cianjur tinggalnya," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, dua orang  warga Pasir Kampung RT 004/001 Desa Sukatani, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat tewas diduga karena gigitan ular berbisa.

Baca juga: Wasiat Nuryani sebelum Tewas Digigit Ular di Cianjur

Maksum (45) dan Nuryani (38), pasangan suami istri yang punya empat orang anak itu meninggal dunia dalam rentang waktu yang berbeda.

Maksum meninggal dunia 1,5 tahun lalu karena gigitan hewan reptil tersebut saat tengah bekerja di kebun. Sedangkan sang istri, Nuryani meninggal usai dipatuk ular saat tengah tidur di rumah, Sabtu (12/10/2019) lalu.

Mereka meninggalkan empat orang anak yang kini diasuh anak tertuanya, Heri Misbahudin (17) yang kini tampil sebagai tulang punggung sekaligus kepala keluarga bagi adik-adiknya itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com