Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Lebih Baik Selamatkan Bayinya daripada Ibunya agar Generasi Selanjutnya Bagus"

Kompas.com - 16/08/2020, 12:53 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Petugas Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, masih berupaya untuk membujuk IN (35), orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang menjadi korban pemerkosaan disaksikan anaknya hingga hamil dan melahirkan, agar mau melepas bayinya.

Meski terkesan tak manusiawi memisahkan sang anak dan ibunya, pihak dinsos tidak mungkin membiarkan ODGJ merawat bayinya.

Pasalnya, jika sang bayi dibesarkan oleh seorang ibu dengan kondisi mental tidak stabil, dikhawatirkan akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

"Lebih baik selamatkan bayinya daripada ibunya agar generasi selanjutnya bagus, tapi harus terus kita doktrin supaya mindsetnya berubah, kita akan segera buat MoU untuk rehabilitasi IN ke Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental (BRSPDM) Budi Luhur Banjar Baru, semoga tahun depan terlaksana," kata Sekretaris Dinas Sosial Kabupaten Nunukan Yaksi Belaning Pratiwi, Sabtu (15/8/2020).

Baca juga: Perempuan ODGJ yang Diperkosa di Hadapan anaknya hingga Hamil dan Melahirkan Diduga Stres Akibat Narkoba

IN dan bayinya yang berusia tiga bulan saat ini tinggal di rumah Perlindungan Trauma Center (RPTC).

Namun, belum ada perubahan perilaku dari IN, meski petugas dinsos datang setiap hari untuk mengeceknya.

Bahkan, IN masih sering berbicara dengan tembok sambil sesekali tertawa dan marah tanpa sebab.

Baca juga: ODGJ Diperkosa Disaksikan Anak hingga Melahirkan, Dinsos Rayu Korban agar Mau Lepas Bayinya

Dengan kondisi psikis IN yang masih sering lepas kendali, membuat petugas harus lebih ekstra menjaganya.

Bukan hanya itu, keberadaan bayi IN juga menyulitkan petugas, baik susu atau urusan mandi dan membersihkan si jabang bayi mendapat perhatian khusus.

"Kalau buat susu pagi, bukan dia buang kalau tidak habis, dia kasihkan lagi sampai malam, itu kan tidak sehat, kami sering datang bergantian untuk awasi si bayi, kami kasih mandi dan gantikan air susu dalam dotnya," ujarnya.

Baca juga: Anak Korban Pemerkosaan hingga Hamil Dirawat di Panti Asuhan

Sementara, VR (6) anak pertama IN sudah disekolahkan di Lembaga Kesejahteraan Anak (LKSA) Aisyiyah Ruhama. Ia kini dirawat di Panti Asuhan Aisyiyah Ruhama.

Sekretaris Lembaga Kesejahteraan Anak (LKSA) Ruhama, Asrina mengatakan, selama dalam perawatan kondisi VR tampak bergembira.

"Kalau sama ibunya, dia pasti melihat ibunya ketika ada siapa saja yang mendekat, memang mereka tidak bisa dipisahkan," ujar Asrina kepada wartawan, Jumat (13/08/2020).

Baca juga: Perempuan ODGJ Diperkosa Bergantian di Hadapan Anaknya hingga Hamil dan Melahirkan

Kata Asrina, untuk membawa VR, butuh pendekatan khusus dan membicarakan masa depan anaknya kepada IN.

Pasalnya, setelah lebih dua jam berpisah dari anaknya emosi IN sulit terkontrol dan terus berusaha mencari keberadaan sang anak.

"Kita antar pukul 07.00 nanti kita pulangkan pukul 10.00 Wita. Kalau terlalu lama tidak lihat anaknya kita khawatir dia pergi dari RPTC mencari anaknya sambil membawa bayinya," katanya.

Baca juga: Ibu dan Anak Kandung di Bitung Berhubungan Badan, Polisi: Anak Perempuannya Sudah 3 Kali Menyaksikan Mereka

Diberitakan sebelumnya, IN merupakan korban pemerkosaan sejumlah orang di hadapan anaknya VR (6).

Ia sempat tinggal di bangunan usang eks Kantor Imigrasi dan juga sering tidur di sejumlah kapal rusak tak terpakai di pesisir pantai jalan Lingkar.

IN diperkosa berkali kali di dua lokasi tersebut hingga hamil dan ironisnya hal tersebut dilakukan disaksikan VR.

"Perbuatan itu dilakukan dengan disaksikan anaknya, itu sangat mengerikan, sang anak kami Tanya juga bercerita apa yang dilihatnya, ada banyak yang melakukan itu disaksikan si anak, ini menjadi bahan pemikiran kami," kata Sekretaris Dinsos Nunukan Yaksi Belaning Pratiwi, Selasa (4/8/2020).

Baca juga: Ibu di Muaraenim Ajak Anak Kandungnya Berhubungan Intim, Terbongkar Saat Digerebek Polisi Kasus Narkoba

Saat pertama kali ditemukan Dinas Sosial Nunukan, Kalimantan Utara, di salah satu perahu bekas di pinggir pantai jalan Lingkar Nunukan Selatan, IN selalu memegang tangan anaknya dan membawa tas kecil.

Saat diperiska, ternyata dalam tas itu terdapat banyak nomor telepon orang yang diduga adalah pemain narkoba.

"Menurut polisi, IN kemungkinan akan dijadikan kurir narkoba dan tidak menutup kemungkinan otaknya terganggu akibat narkoba juga," ujarnya.

Baca juga: Ayah di Lampung Perkosa Anak Kandung Selama 13 Tahun, Terungkap Setelah Korban Menikah

IN merupakan ODGJ di Nunukan yang berasal dari Pinrang Sulawesi Selatan, dari hasil asesmen yang dilakukan Dinas Sosial Nunukan, trauma psikis yang dialaminya, diakibatkan oleh beberapa persoalan.

Persoalan pertama, dia adalah korban perjodohan orangtua yang berakhir dengan perceraian, kedua ia menikah dengan kurir narkoba dan terseret dalam pusaran pemain narkoba sampai membuatnya fikirannya terganggu akibat kandungan kimia narkoba.

Dan yang ketiga, ia mengalami peristiwa yang mengguncang batinnya, apalagi diduga ia diperkosa disaksikan putrinya oleh sejumlah orang tak bertanggung jawab, sampai akhirnya hamil dan melahirkan.

Baca juga: Pengakuan Pria Beristri yang Setubuhi Siswi SMA: Dia Jual, Saya Beli Rp 500.000

 

(Penulis : Kontributor Nunukan, Ahmad Zulfiqor | Editor : Aprillia Ika, Dony Aprian, Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com