KULON PROGO, KOMPAS.com – Hari beranjak siang di Pedukuhan Kalingiwa, Kalurahan Pendoworejo. Pedukuhan ini berada pada lereng terjal Perbukitan Menoreh di Kapanewon Girimulyo, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Suratinem (70) mengikuti jalan naik dan turun di bukit itu.
Mbah Surati, begitu warga menyapa, hanya bersandal jahit. Langkahnya cepat dan menapak kokoh.
Baca juga: Cerita Jurnalis Foto, Kerja Berdampingan dengan Covid-19...
Mbah Surati menuju SD Negeri Jetis di pedukuhan sebelah, kira-kira tiga kilometer dari rumahnya.
Dia menyusur naik turun jalan yang mayoritas beraspal rusak.
Kanan dan kiri jalan yang dilalui banyak tumbuhan pohon jati lebat. Jarang ditemui rumah sepanjang jalan karena tersembunyi di tebing atau jurang.
Di kejauhan terlihat alur sungai kering dan sawah bertingkat.
"Kadang pergi pagi jam 07.00WIB. Riyin saben dinten (dulu setiap hari). Sakniki mboten (sekarang tidak), kadang Selasa kadang Jumat,” kata Mbah Surati, Kamis (13/8/2020).
Baca juga: Viral, Situs Belajar Daring di Surabaya Disisipi Iklan Pornografi, Ini Penjelasan Pemkot
Surati menempuh sekitar setengah jam perjalanan sampai SDN Jetis di Jalan Turusan.
Semua itu demi Devi Noviyanti (10) cucunya yang masih kelas 4 di SDN Jetis ini.
Mbah Surati datang ke sekolah sambil membawa sebuah buku tulis berisi hasil belajar di rumah Devi dalam beberapa hari belakangan.
Nenek itu datang ke sekolah untuk menyerahkan buku itu.